Kisah Hidup Novi Yuliana, dari Warung Sate Kambing hingga Jadi Dokter

Kisah Hidup Novi Yuliana, dari Warung Sate Kambing hingga Jadi Dokter

Surabaya, Memorandum.co.id - Perjalanan orang tidak banyak yang tahu. Seperti yang disampaikan dr. Novi Yuliana saat mengikuti bakti sosial (baksos) Memorandum Peduli Umat. Perempuan cantik asli Mojosari ini mengatakan, dirinya mendapat banyak pengalaman suka dan duka sebagai tenaga medis. "Banyak suka dan dukanya. Apalagi saya juga lama mengabdi di kepulauan di luar Jawa," terang dr Novi di sela-sela acara baksos Memorandum Peduli Umat, Selasa (18/1/2022). Perempuan kelahiran November 1979 ini mengaku, dirinya bukan dari keluarga yang berkecimpung di tenaga medis. Namun dirinya dilahirkan dari seorang ibu yang sangat mahir memasak dan mendirikan depot sate kambing di Mojosari. Sementara bapaknya hanya seorang sopir angkutan umum antar kota. "Alhamdulillah karena mereka saya bisa seperti ini," tutur dia. Ibu dua putra, Keyrania (10) dan El Mayra (8) mengatakan, mungkin karena perjalanan hidup sudah digariskan oleh Allah SWT. Sehingga dirinya yang sempat mendaftar sebagai mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Gajah Mada (UGM), tidak meneruskan keinginannya. Karena saat itu, sang ibu memintanya pulang ke Mojosari. Saat itu, kedua orang tuanya menginginkan Novi Yuliana sebagai seorang dokter. dr Novi Yuliana merupakan putri ragil dari pasangan Ibu Suyanti dan Bapak Suhudi mengaku sangat bersyukur. Dirinya menjadi dokter tidak lepas dari peranan dan gigihnya kedua orang tua. "Mereka berdua sangat luar biasa," puji dr Novi mengulang Alumni SMA Negeri Sooko ini, mendukung kegiatan bakti sosial yang digelar surat kabar harian (SKH) Memorandum. "Ini bentuk kepedulian terhadap sesama. Memorandum juga luar biasa menggelar baksos seperti ini," urai alumni Universitas Hang Tuah ini serius. Ia menyebutkan, kegiatan bakti sosial sangat bagus. Karena bentuk kepedulian terhadap sama. "Berbuat dan berbagi kebaikan untuk masyarakat yang membutuhkan. Kami mendukung itu," tutur dr Novi yang juga berpraktek di Prodia Laboratorium, Jalan Diponegoro, dan klinik kecantikan B Clinic, Raya Bukit Darmo Surabaya ini. Alumni Fakultas  Kedokteran  Universitas Hang Tuah yang lulus  2006 ini menegaskan, membantu bakti sosial yang digelar Memorandum sama halnya membantu masyarakat yang membutuhkan dan negara. Kepedulian akan kesehatan masyarakat dengan melakukan pemeriksaan medis, seperti cek gula darah, asam urat, kolesterol, dan pemberian vitamin C imun booster harusnya didukung semua pihak. "Kami dari tim medis dan para medis senang hati membantu masyarakat di tengah pandemi seperti ini," tutup dr Novi yang pernah mengabdi di pedalaman pada 2007. (day)

Sumber: