Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Ingatkan Ancaman terhadap NKRI

Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Ingatkan Ancaman terhadap NKRI

SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadat mengingatkan rakyat akan bahaya ancaman ideologi luar yang akan merongrong NKRI.

"Tantangan bangsa kita hari-hari ini bukan hanya komunisme, tapi juga faham dan praktik neoliberalisme," terang Anwar Sadat usai  upacara Hari Kesaktian Pancasila di Gedung Negara Grahadi, Selasa (1/10).

Politisi asal Pasuruan ini menambahkan,  pelajaran yang bisa dipetik dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah bangsa kita adalah bangsa yang tangguh dan kokoh menghadapi rongrongan baik gerakan maupun faham yang berusaha menghancurkan bangsa kita.

"Spirit sebagai bangsa yang tangguh harus ditanamkan kepada para generasi muda dan kaum milenial," tandas dia.

Politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, kaum milenial hidup di zaman yang jauh jaraknya dengan peristiwa pemberontakan komunis di tahun 1965. "Di era modern ancaman terhadap kebangsaan kita lebih bervariasi lagi, di mana salah satu penyebabnya adalah globalisasi di semua sektor kehidupan kita," tegas dia.

Neoliberalisme disampaikan Anwar Sadat tak kalah jahatnya merongrong kesaktian Pancasila. Ia mencontohkan praktik ekonomi  kapitalistik dengan menyedot habis kekayaan alam bangsa Indonesia. "Ini juga meninggalkan luka ketidakadilan yang dalam terhadap rakyat,"beber Anwar Sadat.

Selain itu, sikap  ketidakadilan terhadap rakyat adalah bahaya laten yang telah terbukti meruntuhkan bangsa-bangsa besar di dunia. Anwar Sadat mencontohkan  era modern ketidakadilan juga memporak-porandakan bangsa-bangsa di Eropa Timur. "Neoliberalisme bertentangan dengan Pasal 33 UUD Negara RI Tahun 1945," terang Anwar Sadat.

Politisi yang sudah tiga periode di DPRD Jawa Timur menambahkan, ancaman rongrongan terhadap kebangsaan NKRI  juga berasal dari ideologi trans-nasional yang diimpor dari asing.

"Ideologi yang diintrodusir kepada bangsa kita tanpa melalui melalui proses akulturasi yang panjang. Para penganjur ideologi itu tidak memiliki akar kesejarahan, tidak ada garis genealogi, dan tidak ber-DNA keindonesia," kata Anwar Sadat lebih serius. Praktik dan faham bertentangan dengan Pancasila,  berpotensial sebagai ancaman pada kebangsaan kita. "Hari Kesaktian Pancasila adalah bentuk kesadaran bahwa bangsa kita bangsa yang tangguh dan kokoh,"  tandas Anwar Sadat. (day/udi)

Sumber: