Balada Pengemis Buntung (3)

Balada Pengemis Buntung (3)

Selingkuh atau Korupsi?

Kalau bukan selingkuh, dosa apa yang dilakukan Untung hingga mampu merusak kehormatan istri? Terlibat korupsi? Kalau memang ini yang terjadi, Memorandum tidak akan serta merta menyalakan Untung. Sebab, dewasa ini penyelenggara para negara seperti sengaja memberi contoh soal perilaku kedonyan ini. Pegawai kecil tingkat office boy saja sudah bisa korupsi dengan ngentit uang atasan yang menyuruhnya fotokopi di luar kantor. Biaya fotokopi Rp 250 per lembar, misalnya, dilaporkan Rp 400 per lembar. Soal-soal seperti ini sudah jamak dan dianggap biasa. Setelah menarik napas panang, Lina melanjutkan ceritanya. “Aku ditipu mentah-mentah, Om,” kata Lina. Menurut Lina, Untung ternyata bukan sales asuransi. “Dia peminta-minta, Om,” tandas Lina. “Peminta-minta?” tanya Ikin, yang ternyata juga kaget oleh kenyataan ini. “Aku juga kaget ketika pertama mendengar kabar ini. Separuh percaya, separuh tidak,” imbuh Lina. Tidak hanya profesinya sebagai pemulung, beberapa teman pemberi info yang lain juga menyebutkan di daerah mana saja daaerah operasi Untung. Sangat detail, jadi sangat kecil kemungkinan mereka berbohong. Akhirnya suatu hari Lina memutuskan mengecek kebenaran cerita soal Untung. Dia ajak seorang teman dan omnya yang tinggal di Surabaya untuk mendampingi dan menelusuri titik-titik yang disebutkan teman-teman. Juga, tempat-tempat lain yang memungkinkan. Mereka lantas menuju tempat-tempat keramaian yang mungkin menguntungkan kedatangan pengemis. Ada beberapa tempat yang dituju, antara lain Taman Bungkul, balai kota, dan Taman Prestasi. Belum berhasil. Rombongan pun memerluas area pencarian, antara lain ke Taman Mundu. Singkat cerita, mreka naik-turun kendaraan, berkeliling ke tempat-tempat sesuai rencana, dan memertajam pandangan di setiap traffic light (TL). Tapi, untuk sementara hasilnya nol. Nihil. Zong! Upaya seperti itu mereka lakukan sepuluh kali lebih dan berhari-hari, tapi belum juga membuahkan hasil. Hingga suatu saat Lina mencurigai seseorang yang mirip suaminya sedang minta-minta di sebuah TL. Namun, tak lama kemudian dia menepis kecurigaannya sendiri karena orang yang sedang minta-minta itu kakinya buntung sebelah, sedangkan Untung orangnya normal. Dia tidak berani memastikan karena malam itu suasananya lebih gelap dibanding malam-malam biasanya. Rupanya ada satu lampu jalan yang sedang mati. Walau begitu, Lina masih mencoba membuntuti lelaki tadi. Kali ini dengan jalan kaki karena lelaki tadi masuk gang kecil yang tidak mungkin dilewati mobil. Sekecil apa pun mobil itu. (jos, bersambung)

Sumber: