Pembunuhan di Manukan Tama, Terduga Pelaku Berperawakan Tinggi Besar

Pembunuhan di Manukan Tama, Terduga Pelaku Berperawakan Tinggi Besar

Surabaya, memorandum.co.id - Jalan Manukan Tama 3 sempat mencekam setelah kejadian pembunuhan Sin Cuan, warga setempat. Meski begitu aktivitas masyarakat kembali normal. Pantauan memorandum.co.id, di lokasi dipadati pertokoan dan makanan terpantau beraktivitas. Sedangkan di lokasi pembunuhan terdapat police line yang menempel di gerbang toko tersebut. Candra, petugas keamanan Manukan Tama A2, RT 11/RW 6 mengaku melihat langsung peristiwa pembunuhan tersebut. Saat itu ia hendak memukul tiang guna memberitahu bahwa saat itu pukul 04.00. Tiba tiba pria 63 tahun ini mendengar teriakan dari depot makanan yang lokasinya persis di sebelah TKP. "Teriak maling HP, maling HP, gitu mas," kata Candra menirukan sumber suara saat ditemui di seberang jalan TKP. Dalam hitungan beberapa detik, Candra juga mendengar teriakan kesakitan dari toko milik Sin Cuan. "Pemilik toko teriak aduh aduh aduh sebanyak tiga kali," ungkapnya. Kemudian pandangan Candra tertuju pada seorang pria berawakan tinggi besar yang keluar dari toko tersebut dan lari menuju motor matic yang terparkir di pinggir jalan. "Rambutnya tebal. Saat lari saya lihat tidak membawa apa-apa," terangnya. Selain itu kecurigaan Candra saat kejadian lampu penerangan toko tersebut tidak menyala. "Biasanya lampu depan nyala. Tapi saat kejadian mati, pun juga yang ada di dalam," jelasnya. Candra mengaku pihaknya juga telah dimintai keterangan pihak kepolisian terkait kejadian itu. Sebab dari CCTV rumah makam sekitar, Candra terlihat di lokasi kejadian dan menyaksikan langsung peristiwa tersebut. "Tadi anggota ada yang tanya pada saya, ya memang saya waktu itu di lokasi," jelasnya. Sementara disinggung penyebab pembunuhan ini ia tidak mengetahuinya. Namun sekilas ia menceritakan bahwa korban dikenal orangnya jahat. "Dia udah lama gak punya karyawan. Karena sering dimarahi. Dua hari kerja gitu langsung keluar. Itu terulang beberapa kali," terangnya. Tidak hanya karyawan tokonya yang mendapat perlakuan kasar, waktu itu juga ada pembeli dimarahin. "Orang-orang sini sudah tahu bagaimana sifatnya," tegasnya. (alf/x/fer)

Sumber: