ACT Sediakan Hunian Nyaman Terpadu dan Berdayakan Ekonomi Korban Semeru
Jombang, memorandum.co.id - Sebanyak kurang lebih 2.906 KK korban erupsi Gunung Semeru tidak boleh lagi menempati tempat tinggalnya. Pasalnya, rumah mereka sebagai pemukiman karena bahaya erupsi dan masuk dalam zona merah. Bencana erupsi Semeru telah memasuki masa transisi tanggap darurat sebagaimana surat keputusan Bupati Lumajang. Menyambut hal itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi sejumlah program pemulihan. Salah satunya pembangunan hunian nyaman terpadu untuk korban erupsi Semeru. Untuk itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT ) Cabang Jombang, Jawa Timur, mendukung penuh untuk pembangunan hunian nyaman terpadu bagi masyarakat korban erupsi Semeru di Kabupaten Lumajang. Hal tersebut dilakukan dengan dimulainya acara peresmian serta kunjungan ke lokasi hunian nyaman terpadu dan pabrik batako di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Kepala ACT Cabang Jombang, Hasan mengatakan, bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu para korban erupsi Semeru, dan mengajak masyarakat untuk berperan serta membantu membangunkan hunian bagi para korban Semeru. "Pembangunan kompleks hunian dilakukan di tanah lapang Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Acara peresmian serta kunjungan ke lokasi hunian dan pabrik batako dilakukan pada Rabu, (29/12/2021)," tegasnya, Rabu (29/12/2021). Sementara itu, Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin menerangkan, hunian nyaman terpadu yang ACT bangun merupakan wujud solidaritas masyarakat Indonesia untuk membantu korban erupsi Semeru. "Dalam waktu satu bulan, ACT mendapat amanah besar bentuk menyampaikan kepedulian sahabat dermawan. ACT mewujudkan salah satu pembangunan hunian terpadu agar warga yang sebelumnya tinggal di tenda pengungsian bisa memulai kehidupan barunya di tempat yang jauh lebih nyaman," terangnya. Ahyudin menegaskan, para korban terdampak harus segera pulih dari duka bencana. Tidak cukup hanya pemenuhan pangan, ACT bersama sahabat dermawan memulai pembangunan hunian nyaman. "Dalam beberapa waktu, tempat tinggal ini akan selesai pembangunan dan mulai ditempati. Doa terbaik kami untuk korban agar segera kembali pulih seperti sedia kala,” tegasnya. Menurut Ahyudin, terdapat 100 unit hunian dengan fasilitas ruang tamu, kamar tidur, dapur, serta kamar mandi yang akan dibangun ACT. Total luas bangunan 6 x 4,8 meter. "Warga yang menghuni nanti merupakan mereka yang terdampak letusan Semeru, berekonomi prasejahtera, hingga lansia," ujarnya. Selain hunian nyaman terpadu, papar Ahyudin, ACT juga menginisiasi pengembangan produksi pabrik batako. Pabrik ini menjadi upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, karena melibatkan warga sekitar dan korban terdampak. "Batako hasil produksi warga nantinya bisa dijual dan juga akan dimanfaatkan untuk pembangunan hunian. Di tahap awal ini, ACT akan mengadakan 10 unit mesin produksi batako untuk mengoptimalkan manfaatnya untuk masyarakat," pungkasnya. (yus)
Sumber: