Dandim 0821/Lumajang: Tidak Ada Kata Terlambat untuk Mengejar Target Pencapaian Vaksinasi

Dandim 0821/Lumajang: Tidak Ada Kata Terlambat untuk Mengejar Target Pencapaian Vaksinasi

Lumajang, memorandum.co.id - Tidak ada kata terlambat bagi Kabupaten Lumajang untuk mengejar pencapaian vaksinasi. Meskipun kabupaten atau kota lain sudah mencapai target 70 persen vaksinasi untuk umum dan 60 persen vaksinasi untuk lansia Hal itu disampaikan Komandan Kodim (Dandim) 0821/Lumajang Letkol Inf Andi A Wibowo SSos MIPol usai memimpin rapat koordinasi (rakor) dan evaluasi pencapaian vaksinasi di halaman Makodim 0821 Lumajang, Selasa (28/12/2021). Kegiatan tersebut juga dihadiri Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno, Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Lumajang Basuni, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo Ign, Serta kepala Dispendukcapil Kabupaten Lumajang berserta seluruh Forkopimcam di Lumajang. Dalam keteranganya, Dandim mengatakan,  saat ini pencapaian vaksinasi di Kabupaten Lumajang  masih berkisar di angka 63 persen dosis pertama bagi masyarakat umum dan 48 persen bagi lansia. Hal tersebut diakui Andi bahwa pencapaian target vaksinasi yang sedianya akan terselesikan di akhir tahun ini terkendala  akibat terjadinya bencana erupsi Semeru awal Desember lalu. Ini menjadi faktor utama dalam keterlambatan pencapaian target vaksinasi yang ada di Kabupaten Lumajang. “Sebelum erupsi capaian kita luar biasa. Tapi ketika terjadinya erupsi selama tiga minggu lebih kenaikan hanya sekitar 3 persen. Jadi itu sangat jauh,” ujar Dandim. Pencapaian tersebut dinilai sangat lambat, mengingat hanya Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro yang terdampak serius dalam bencana erupsi Semeru tersebut. “Untuk itulah penting bagi kita mengadakan rapat koordinasi sebagai proses evaluasi untuk mengetahui simpul permasalahan yang ada di lapangan,” tambahnya. Senada yang disampaikan Dandim 0821/Lumajang, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo Ign juga mengatakan, bahwa pokok permasalahan terjadinya keterlambatan pencapaian vaksinasi tersebut selain dipengaruhi oleh bencana erupsi Semeru, faktor lainnya adalah tingkat penolakan untuk vaksinasi dari masyarakat masih tinggi. “Ada beberapa kecamatan antara lain Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Gucialit, kesadaran masyarakatnya untuk mengikuti vaksinasi sangat rendah. Sehingga warga disana banyak yang menolak untuk divaksin,” jelasnya. Untuk mengejar keterlambatan pencapaian itu, pihaknya berkolaborasi dengan TNI-Polri menargetkan dalam satu hari minimal 13 ribu vaksin  dengan  rincian vaksinasi dengan sasaran masyarakat umum sejumlah 7 ribu sedang untuk lansia 6 ribu harus bisa terlaksana di 25 puskesmas yang tersebar di 21 kecamatan. “Stok vaksin saat ini ada 140 ribu lebih, makanya target vaksinasi 13 ribu perhari harus bisa kita capai sehingga di akhir tahun bisa mencapai target  70 persen vaksinasi untuk  umum dan 60 persen untuk lansia,” urainya. Sedangkan untuk melacak warga yang belum tervaksin, pihaknya akan melibatkan dinas kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil) serta TNI-Polri dengan cara melaporkan data warga tervaksin ke dispendukcapil. “Misalnya di desa itu banyak yang belum vaksin  fokus ke desa itu.  kita akan mencari data by name by address. Kita  laporkan warga yang sudah vaksin ke dispendukcapil untuk di-input ke data KK dengan begitu  bisa mengetahui mana warga yang sudah vaksin atau yang belum,” pungkasnya. (ani/fer)

Sumber: