Gadis Desa di Sarang Penyamun (4)

Gadis Desa di Sarang Penyamun (4)

Dijadikan Istri Sah Kedua

Ningsih tidak lagi menganggap Mike sebagai istri kontrak suaminya yang hanya akan diambil anak keturunannya. Mike akan dicatatkan secara resmi di KUA sebagai istri sah Novi. Sebagai istri kedua. “Aku rela berbagi,” kata Ningsih diulang-ulang kepada Mike, yang masih dlongap-dlongop dan hanya bisa mendunduk. Kehidupan baru ini dikabarkan Mike kepada keluarga di desa. Meski sempat kecewa dengan Mike yang sempat meninggalkan keluarga tanpa pamit, kini orang tua Mike tidak mempermasalahkannya. Untuk merayakan kebahagiaan, ayah dan ibu Mike bahkan rela bersusah payah menengok anaknya ke Surabaya. Sekalian menjadi wali bagi pernikahan isbat Mike di KUA. “Aku rasanya seperti melayang-layang. Sulit menerima kenyataan membahagiakan ini dengan akal pikiran,” aku Mike. Mike merasakan perubahan yang seolah berbanding terbalik 180 derajat dengan semasa tinggal di kafe. Kini Mike dimanja. Segala kebutuhan selalu dipenuhi. Sikap Novi sangat baik. Demikian pula Ningsih. Mereka bahkan seperti saudara, yang tidak rela orang lain menyakitinya. Ketiganya saling mengasihi dan saling menjaga. Mike merasakan, inilah puncak kebahagiaan setelah dirinya diterpa gelombang penderitaan. Tapi, benarkah roda kehidupan bakal berhenti dan stagnan ketika dirinya berada di puncak perputaran? Kelahiran anak yang ditunggu-tunggu keluar dari perut Mike akhirnya terjadi. Coer! Semua bahagia. Semua menyambutya dengan rasa syukur. Apalagi Mike. Dia merasakan kebahagiaan itu sangat sempurna. Betapa tidak? Kini di sampingnya ada anak yang lucu, madu yang baik, dan suami yang bertanggung jawab. Apa lagi? “Fabiayyi alai rabbikuma tukaththiban,” batin Mike seperti diungkapkan kepada Ikin. Untuk merayakan kebahagiaan itu, Novi mengajak Mike, Ningsih, dan anak mereka ke tanah suci. Umrah. Namun Mike menolak. “Aku ingin Mas Novi dan Mbak Ningsih menikmati kebersamaan mereka di tanah suci. Bersama anak kami,” cerita Mike. Begitulah. Ketika Novi dan Ningsih keluar dari rumah untuk menuju bandara dan terbang ke tanah suci, Mike diantarkan sopir menyibak kemacetan ruas-ruas jalan kota untuk keluar kota. Menuju desanya di garis pantai selatan Jawa  Barat, daerah yang masih menjunjung tinggi adat budaya leluhur. Setelah menurunkan Mike, lelaki yang menyopiri kendaraan Mike segera pamit kembali ke Surabaya. Lelaki tersebut adalah pegawai Novi di tempat usaha dan diserahi berbagai urusan. Karyawan serba bisa. (jos, bersambung)    

Sumber: