Pemkab Bangun Tenda Pembelajaran Darurat Bagi Siswa Terdampak Erupsi Semeru

Pemkab Bangun Tenda Pembelajaran Darurat Bagi Siswa Terdampak Erupsi Semeru

Lumajang, memorandum.co.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang melalui Dinas Pendidikan mendirikan tenda pembelajaran darurat bagi anak-anak terdampak bencana alam Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru. Hal itu sebagai bentuk upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang menyikapi bencana alam Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di sektor pendidikan. "Ini kita membuat tenda untuk pembelajaran agar bisa berlangsung, untuk anak-anak mulai dari jenjang Paud, TK hingga SD," ujar Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati saat meninjau tenda pembelajaran darurat di Balai Desa Penanggal, Selasa (14/12/2021). Bunda Indah, sapaan akrabnya menerangkan, tujuan tenda pembelajaran darurat ini agar anak-anak tetap bisa mendapatkan pembelajaran meskipun berada di tempat pengungsian. "Ini akan dilakukan setiap hari, mulai dari jam 7 sampai dengan jam 11, agar anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran meskipun di dalam tenda," terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Agus Salim menambahkan, tenda pembelajaran darurat ini mulai berlangsung sejak Senin (13/12/2021) kemarin dan tersebar di tiga Kecamatan yakni di Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Pasirian. "Persiapan kita ada 30 tenda pembelajaran darurat tapi yang dipasang hanya 15 tenda saja. Ada di pronojiwo sebanyak 7 tenda, di Desa Penanggal, Desa Sumbermujur dan lain sebagainya," imbuhnya. Menurut Agus, tenda pembelajaran darurat merupakan salah satu solusi agar proses pembelajaran tetap berlangsung. "Pembelajaran tidak boleh berhenti, makanya ini salah satu solusi kita menggunakan tenda pembelajaran darurat dengan sistem pembelajaran model kolaboratif. Bagaimana cara mengajarnya juga situasional, yang penting anak tidak boleh lepas dari yang namanya pembelajaran, harus ada," ucapnya. Lebih lanjut, ia mengaku, guru yang mengajar di tenda pembelajaran darurat juga bervariasi dan secara bergantian untuk mengajar serta materi yang diberikan juga tidak boleh terlalu berat. "Kebijakan yang saya tuliskan, anak yang terdampak bencana tidak wajib berseragam tapi sudah kita siapkan school kit untuk mereka. School kit ini berupa tas yang di dalamnya berisi seragam, sepatu, buku dan ATK lengkap," pungkasnya.(Fai)

Sumber: