Nama Dicatut Jadi Penerima Bansos, Puluhan Difabel Lapor Polrestabes Surabaya

Nama Dicatut Jadi Penerima Bansos, Puluhan Difabel Lapor Polrestabes Surabaya

Surabaya, Memorandum.co.id - Merasa namanya dicatut untuk pengajuan bantuan dari berbagai instansi, puluhan penyandang disabilitas mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya, Kamis (2/12/2021). Endro, salah satu anggota komunitas difabel motorcycle indonesia (DMI) yang namanya dicatut mengungkapkan, ia tahu setelah mendapatkan informasi adanya acara bansos di Kaca Piring. Endro yang merasa penyandang difabel tidak mendapatkan undangan. Kemudian dia ke tempat acara tersebut dengan tujuan mengeceknya. Dia terkejut, meski tidak diundang, tapi daftar namanya ada dalam proposal bansos di acara tersebut. "Setelah saya cek ternyata nama saya ada dan pihak penyelenggara tidak konfirmasi. Di proposal bantuan tertulis pengajuan kursi roda dan komputer. Padahal saya tidak diundang. Selain itu juga saya difabel tangan dan kaki saya sehat," ungkap Endro saat ditemui di Polrestabes Surabaya. Endro berharap, dengan adanya laporan ke polisi ini, namanya dan teman-teman yang lainnya agar tidak terulang lagi kejadian ini. Dan dia berharap namanya tidak dipakai lagi untuk pengajuan bansos. "Ada 10 yang namanya diajukan. Tidak tahu jika dari komunitas difabel di Surabaya yang lainnya," jelasnya. Kejadian seperti ini, kata Endro, berdasarkan informasi dari teman-teman komunitas dulu pernah terjadi. Tapi kejadian ini dibiarkan. Tapi nyatanya sekarang diulangi lagi. "Pada 2020, saya pernah ditawari pengajuan modal. Kemudian disuruh mengumpulkan data seperti KTP dan KK. Tapi sampai sekarang belum cair," imbuh Endro. Sementara itu, Hari Kurniawan, kuasa hukum Endro mengatakan, para korban menyebut ada sekitar sepuluh orangĀ  yang mulai berani membuka tabir pecatutan nama dan pemalsuaan data penerima manfaat yang selama ini kerap terjadi di lingkungan organisasi atau komunitas disabilitas. "ini adalah bentuk keberanian dari teman-teman penyandang disabilitas yang merasa dirugikan. Karena namanya tercatut dalam penerima manfaat, namun tidak ada sama sekali manfaat yang selama ini turun ke mereka atau nama-nama yang disebut," sebut Hari. Hari juga memastikan laporan tersebut bakal berbuah efek jera terhadap para pelaku yang masih melakukan praktik pemalsuan data atau pencatutan nama untuk meminta sumbangan. "Harapan kami laporan ini bisa menjadi efek jera bagi siapa yang berbuat. Selain itu juga laporan ini bisa diproses hukum agar menjadi pembelajaran buat kedepannya," imbuh Hari. Hari menyebut, yang bakal dilaporkan oleh pihak korban adalah sebuah organisasi Forum Komunikasi Disabilitas Indonesia (Forkadi), yang secara terang mencatut beberapa nama penyandang disabilitas dalam kegiatan bakti sosial, namun tidak diberikan kepada nama yang dicatut. "Laporan kami sudah diterima, namun kami disuruh melengkapi dokumen surat pernyataan korban terkait penipuan tersebut. Besok kami akan kembali lagi untuk melengkapi surat tersebut," kata Haru. Sementara itu, KaSPKT Polrestabes Surabaya, Kompol Syaibani saat dihubungi terkait laporan itu terdengar nada sambung tapi tidak diangkat.(rio)

Sumber: