Pilwali, PDI-P Hadapi Dua Koalisi Besar
SURABAYA - SETAHUN menjelang pelaksanaan Pilwali Surabaya 2020, parpol- parpol masih adem ayem.Kecuali PDI-P, belum ada parpol yang melakukan tahapan penjaringan bakal calon wali kota (bacawali) dan bakal calon wakil wali kota (bacawawali). Parpol-parpol mungkin masih menunggu siapa calon PDI-P yang direkom DPP. Kalau calon tersebut berpeluang menang, parpol-parpol tentu akan merapat ke PDI-P, meski hanya sebagai pendukung, bukan pengusung. Sebaliknya, jika calon yang direkom PDI-P masih bisa ditumbangkan tak menutup kemungkinan ada koalisi besar untuk menghadang laju PDI-P dari parpol-parpol yang tak bisa mengusung calon sendiri? Diprediksi ada dua koalisi untuk menghadapi PDI-P. Koalisi pertama, yakni PKB (5 kursi), Gerindra (5 kursi), PKS (5 kursi), Golkar (5 kursi), PAN (3 kursi), dan PPP (1 kursi). Total 24 kursi. Koalisi kedua, Partai Demokrat (4 kursi), PSI (4 kursi), dan NasDem (3 kursi). Total 11 kursi Sekretaris DPD PAN Surabaya Endras Heru mengaku bisa saja koalisi besar itu muncul untuk menghadapi sepak terjang PDI-P yang memiliki modal kuat 15 kursi di DPRD Kota Surabaya dan menjadi satu-satunya parpol yang bisa mengusung calon sendiri. "Sebab konstalasi politik bisa terjadi. Dan, itu bisa menjadi lompatan politik yang ekstrem, karena masyarakat Surabaya ingin perubahan," ujar dia. Koalisi besar yang digagas PAN kemungkinan beranggotakan PKB, Gerindra, PKS, Golkar, PAN dan PPP.Apa PAN sudah menjalin komunikasi politik?"Sebagian sudah. Tapi kita harus hati-hati dan bertahap,"tandas Heru. Waki Ketua Bappilu DPD Partai Golkar Surabaya, Arif Fathony menuturkan, partainya belum memulai tahap penjaringan calon, meski beberapa nama sudah muncul ke permukaan, baik kader sendiri maupun dari ekternal. Dari internal ada nama Blegur Prijanggono (ketua Golkar Surabaya), Adies Kadir (anggota DPR RI), dan Freddy Poernomo (ketua harian Golkar Jatim), Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans (wakil ketua di DPD Partai Golkar Jatim), sementara dari ekternal ada nama Hendro Gunawan (Sekkota Surabaya) dan Eri Cahyadi (Kepala Bappeko Surabaya). "Untuk pilwali masih gelap. Golkar masih melihat dan menerawang perkembangan yang terjadi. Soal koalisi kita terbuka dengan semua parpol yang punya visi dan misi yang sama," tandas dia. Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya BF Sutadi, saat ini partainya belum ada pikiran untuk menggalang koalisi besar untuk menghadapi PDI-P. "Justru kami sedang membahas kemungkinan koalisi dengan PDI-P dengan menyiapkan wakil untuk Bu Dyah Katarina yang mendaftar sebagai bacawali,"tandas dia. Apakah yakin Dyah Katarina bakal mendapat rekom PDI-P? Sutadi menegaskan, jika dirinya tidak bisa memprediksi siapa yang bakal direkom."Tapi yang jelas kami yakin Bu Dyah Katarina punya potensi untuk menggantikan Bu Risma (Wali Kota Tri Rismaharini). Sebab, saya kenal betul Bu Dyah karena dulu sama-sama di komisi D," tandas dia, seraya menambahkan siapa bacawawli yang disiapkan Gerindra masih menunggu perkembangan. Sementara Sekretaris DPC Partai Demokrat Dedy Prasetyo mengaku, Partai Demokrat belum ke arah sana (koalisi besar)."Politik itu dinamis dan cair. Setiap jam bisa berubah," tandas dia. Apa ada kemungkinan Partai Demokrat merapat ke-PDI-P? Dengan tegas Dedy mengaku, bisa saja terjadi kalau semuanya ternyata bisa menmukan irama yang sama. "Contoh dalam pilgub di Jateng, PDI-P dan Partai Demokrat kan koalisi juga. Jadi, semua masih cair,"ungkap dia. Dari Partai Demokrat sendiri sudah muncul nama , Bayu Airlangga, Renville Antonio, M Machmud, Herlina Gasono Njoto, sedang dari ekternal Hendro Gunawan (Sekkota Surabaya), Eri Cahyadi (Kepala Bappeko Surabaya), Erna Purnawati (Kadis PU Bina Marga), Irvan Widyanto (Kasatpol PP dan Linmas). Bagaimana dengan Partai NasDem? Sekretaris DPD Partai NasDem Surabaya, Hari Santoso menyatakan partainya belum membahas soal pilwali, termasuk berkoalisi dengan parpol mana. Meski begitu tak menutup kemungkinan NasDem dan Partai Demokrat yang bergabung jadi satu fraksi di DPRD Surabaya bakal meneruskan koalisi di pilwali."Belum...belum. Rencananya, Minggu (22/9), kami baru mulai rapat internal. Soal calon, juga belum," tandas dia. Sementara Wakil Ketua DPC PKB Surabaya Mahfudz mengusulkan nama Musyafak Rouf (ketua DPC PKB Surabaya) menjadi wakil Whisnu Sakti Buana. PKB akan berkoalisi dengan PDI-P untuk meneruskan koalisi di pusat."Kami sudah melakukan pembicaraan dengan Mas Awi ( Ketua DPC PDI-P Surabaya Adi Sutarwijono) dan Pak Whisnu," ungkap dia. Sekretaris DPC PDI-P Surabaya Baktiono menegaskan, bermodal 15 kursi PDI-P bisa mengusung calon sendiri, Meski demikian, tetap terbuka untuk koalisi dengan semua parpol yang ada. "Kelompok masyarakat dan tokoh masyarakat kita ajak apa yang jadi masukan atau keinginan mereka untuk kita perjuangkan bersama-sama. Tapi kalau koalisi secara khusus belum," ungkap dia. Soal PKB yang ingin berkoalisi dan menjadikan Musyafak Rouf sebagai wakil Whisnu Sakti Buana, Baktiono menyatakan belum dibicarakan. Yang jelas, PDI-P bisa mengusung calon sendiri, sehingga parpol yang berkoalisi dengan PDI-P statusnya hanya pendukung. Bukan pengusung. PDI-P apa siap menghadapi koalisi besar dari parpol-parpol lain? Dengan tegas menyatakan partainya siap menghadapi tantangan dari koalisi besar."Pokoknya siap," imbuh dia.(be/lis)
Sumber: