Untag Surabaya Sambut Kedatangan 27 Mahasiswa Program PMM

Untag Surabaya Sambut Kedatangan 27 Mahasiswa Program PMM

Surabaya, memorandum.co.id - Dalam rangka mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menyambut kedatangan 27 mahasiswa program pertukaran mahasiswa merdeka (PMM). Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA mengatakan, mereka merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di lima pulau berbeda yakni, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi. Di samping menceritakan kilas balik sejarah Untag Surabaya, Prof Nugroho mengaku bangga bisa menerima mahasiswa dari berbagai daerah yang menambah nilai kebhinekaan di Kampus Merah Putih. "Silakan berproses selama satu semester ini. Walaupun kalian bukan alumni tetapi kalian adalah bagian dari kami yang pernah menikmati Kampus Merah Putih,” katanya, Rabu (1/11/2021). Dalam kegiatan penyambutan mahasiswa peserta PMM di Gedung Graha Prof Dr H Roeslan Abdulgani lantai 2 ini, turut dihadiri oleh dekan dari seluruh fakultas dan dosen pengampu Modul Nusantara. Prof Nugroho berharap, sesuai dengan slogan Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya, mahasiswa peserta PMM nantinya dapat menjadi patriot bangsa yang memegang teguh Bhineka Tunggal Ika. Sementara itu, Kepala Biro Akademik Untag Surabaya Dwi Harini Sulistyawati SST MT mengatakan, seluruh peserta PMM akan mengikuti perkuliahan terhitung mulai dari semester gasal 2021/2022. “Di sisa semester gasal, para peserta berkesempatan mengikuti kuliah secara luring di Untag Surabaya,” ucapnya. Selain itu, Rini juga menegaskan bahwa tiap peserta PMM juga wajib mengikuti program Modul Nusantara. “Mereka akan dikenalkan dengan hal terkait kebhinekaan, refleksi, kontribusi sosial dan, inspirasi," papar dia. Pada kesempatan tersebut, tiga perwakilan peserta PMM, salah satunya Muhammad Sahrul dari Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, mengatakan siap mendukung penuh toleransi yang dijunjung oleh Untag Surabaya. Tak ketinggalan, Elinda Elisabeth dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya mengaku beruntung dapat mengikuti program PMM. “Tidak semua mahasiswa di Indonesia bisa terpilih dalam seleksi PMM dan tidak semua universitas melaksanakan program ini secara luring," katanya. Sedangkan Siti Nur Soleha dari Universitas Negeri Medan berharap kehadiran mereka dapat memberikan kesan menyenangkan meski dalam waktu singkat. (mg3)

Sumber: