Jembatan Manukan Kulon Dibongkar, Warga Cari Jalan Alternatif

Jembatan Manukan Kulon Dibongkar, Warga Cari Jalan Alternatif

SURABAYA - Jembatan di Jalan Kiai Amir, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, akan dibongkar, Senin (16/9). Karena itu, warga sekitar diimbau mencari jalan alternatif kalau hendak beraktivitas di luar. Sosialisasi pembongkaran jembatan Manukan Kulon  tersebut sudah dilakukan seminggu lebih. Bahkan, beberapaspanduk terpasang di beberapa titik jalan. Intinya ada pembongkaran jembatan mulai 15 September hingga 15 Oktober 2019. Edi, pekerja proyek box culvert di Manukan Kulon mengatakan, pembongkaran itu sebenarnya dilaksanakan pada Minggu (15/9). Berhubung alat breaker atau alat untuk membongkar belum datang, maka kemungkinan pembongkaran dilaksanakan Senin (16/9) ini. "Pembongkaran jembatan ini kan untuk pemasangan box culvert. Proyek ini sampai Kelurahan Banjarsugihan. Sementara sampai sekarang proyek ini sudah dikerjakan sepanjang 250 meter,” kata dia. Guna mempercepat proses pengerjaan, masih lanjut dia, proyek ini dikerjakan siang dan malam. Saat malam, pihaknya memasang lampu penerangan di sekitar lokasi. Sedangkan untuk hari Minggu, para pekerja pun tetap beraktivitas. Ketika jembatan tersebut dibongkar, warga Manukan memiliki beberapa jalan alternatif. Yaitu lewat Jalan Manukan Krajan, Jalan Manukan Dalam, dan Jalan Tengger Kandangan. Tak menutup kemungkinan akan terjadi kemacetan di jalan alternatif tersebut. Sebab, ketika jembatan tersebut masih beroperasi, kerap terjadi kemacetan di Jalan Manukan Krajan dan Manukan Dalam. “Kalau yang pakai motor, bisa lewat kampung.Yang susah adalah yang mengendarai mobil.Pasti akan terjebak macet di jalan alternatif karena akan ramai dilalui kendaraan,” beber Rudi Sunarno, warga Manukan   Tengah ini. Sementara Pemkot Surabaya menargetkan pemasangan box culvert sisi Manukan-Sememi rampung sebelum musim hujan, sekitar November. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, meski proyek ini multiyears hingga tahun 2020, dia meminta kepada pelaksana proyek untuk menyelesaikan pemasangan box culvert sebelum  November. Sebab, kalau musim hujan airnya tidak bisa ditampung sehingga bisa meluber kemana-mana.“Insya Allah bisa dikerjakan kalau pemasangan box culvert saja,”ujar dia. Menurut Eri, sebenarnya proyek box culvert di jalur ini merupakan proses panjang yang dilakukan Pemkot Surabaya. Sebab, proyek box culvert ini membentang dari Girilaya hingga tuntas di Benowo. Rinciannya, di Girilaya-Banyu Urip sepanjang 852 meter dibangun 2009 dengan menggunakan APBD, Banyu Urip Lor 2-Simo Pomahan sepanjang 1.520 meter dibangun 2010 dengan menggunakan APBD, Simo Pomahan-Simo Jawar sepanjang 650 meter dibangun 2011 dengan APBD. Kemudian, dari Simo Jawa-Margomulyo sepanjang 2.988 meter yang dibangun pada  2012-2014 menggunakan dana APBN. Selanjutnya, dari Margomulyo-Kali Balong sepanjang 500 meter yang dibangun pada 2015, juga menggunakan dana APBN. "Sisanya sampai sekarang menggunakan APBD,” kata dia. Lalu box culvert di sisi Babat Jerawat sepanjang 600 meter dibangun  2016 dengan APBD. Kemudian dari Kandangan–Babat Jerawat sepanjang 2.400 meter dibangun pada 2017-2018 dengan APBD. Sedangkan yang dikerjakan tahun ini hingga tahun 2020 di sisi Manukan-Banjar Sugihan sepanjang 1.000 meter juga menggunakan APBD. Termasuk pula dari Banjar Sugihan-Sememi sepanjang 1.300 meter juga menggunakan APBD. “Jadi, total yang digarap 2019-2020 dari Manukan-Sememi sepanjang 2.300 meter. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp 139 miliar lebih,” ungkap Eri. Kemudian pada 2020, Pemkot Surabaya masih akan melanjutkan proyek box culvert ini di sisi Babat Jerawat-Benowo sepanjang 2.100 meter. Khusus sisi ini, anggarannya belum ada karena masih direncanakan tahun depan. “Total secara keseluruhan proyek box culvert dari Girilaya-Benowo sepanjang 13.910 meter dengan total anggaran Rp 762 miliar. Dana itu berasal dari APBD sebesar Rp 472 miliar lebih dan dari APBN sebesar Rp 290 miliar lebih,” tegas dia. Eri menambahkan bahwa setiap proyek infrastruktur pasti akan menimbulkan dampak, seperti macet dan sebagainya, sehingga dia berharap kepada masyarakat untuk bersabar karena dampak proyek itu untuk kenyamanan masyarakat juga. “Saya berharap kepada masyarakat, ayo saling support antara pemerintah dan masyarakat, sehingga bisa bersinergi dan pembangunannya bisa lebih cepat,”tandas Eri. (udi/be)

Sumber: