Predator Srikaton Cabuli dan Sodomi 50 Anak di Bawah Umur

SURABAYA - Penduduk Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, digegerkan ulah Muhajar Sidiq alias Bang Jek (42), warga setempat. Ini lantaran Bang Jek ternyata predator anak. Bahkan, puluhan bocah laki-laki menjadi korban pelecehan seksual pria yang kesehariannya sebagai pengepul barang bekas. Kasubdit Renakta AKBP Festo Ari Permana mengatakan, banyaknya korban kekerasan seksual yang dilakukan Bang Jek, karena kasus itu terjadi sudah lama. “Tersangka memiliki kebiasaan hasrat (seksual) terhadap anak-anak di bawah umur kelahiran sekitar tahun 2008,” jelas Festo, Jumat (13/9). Dikatakan Festo, kasus ini terungkap berkat laporan beberapa korban yang mengaku mendapat perilaku tak senonoh dari tersangka (ada yang sekadar dicabuli hingga disodomi). Kemudian polisi mengusutnya, dan mendata sedikitnya ada 19 korban yang lain. “Kendati demikian, kami meyakini jumlah korban lebih dari itu,” lanjut Festo. Sedangkan yang menjadi sasaran Bang Jek yakni bocah usia antara 16 tahun hingga 19 tahun. Untuk memuluskan keinginannya itu, Bang Jek selalu mengiming-imingi sejumlah uang kepada korbannya supaya mau dicabuli. Rata-rata uang yang diberikan kepada korban berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. “Setelah menerima uang itu, korban diminta membuka pakaiannya oleh tersangka. Hingga terjadilah perbuatan asusila tersebut,” pungkas Festo. Menurut keterangan tersangka yang masih bujangan ini, dirinya tidak tahu mengapa tiba-tiba dirinya mempunyai perilaku seks menyimpang seperti itu. Ketika disinggung berapa bocah yang menjadi korbannya, tersangka mengaku sekitar 50 anak. Namun yang diingat Bang Jek hanya sekitar 19 anak saja. “Tempat untuk mencabuli yang di kamar saya sendiri,” aku tersangka. Sedangkan menurut keterangan Sekretaris Desa Srikaton, Subroto, bila ada lima saksi yang dibawa ke polda untuk dimintai keterangan. Selain itu dua kamar milik tersangka juga dipasang garis polisi. "Hanya kamarnya kalau rumahnya tidak dipasang garis polisi," tutur dia. Sedangkan kesehariannya masih menurut Subroto, bila di masyarakat, Sidik dikenal sebagai pribadi yang rajin bekerja dan beribadah. Namun sejak dulu, Sidik memang memiliki gaya kemayu. “Tapi kami tidak menyangka bila dia (tersangka) itu adalah predator anak,” tambah Subrota. Selama ini warga sekitar mengetahui memang banyak anak-anak di rumah Sidik. Tetapi warga beranggapan, anak-anak itu hanya membantu Sidik mengurus usaha jual beli barang rongsokannya. Sehingga tidak ada kecurigaan ke arah penyimpangan seksual. (tyo/ fir/mad/nov)
Sumber: