Soal Jembatan Bambu Wisata Mangrove Wonorejo, Dewan Akan Panggil DKPP
Surabaya, memorandum.co.id - Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono memastikan, pekan depan pihaknya akan menggelar hearing bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, menyusul nasib jembatan bambu di kawasan ekowisata Mangrove Wonorejo yang mangkrak. "Ya, minggu depan akan kita panggil DKPP untuk hearing. Karena rancangan pembangunan dari DKPP waktu itu," ujarnya, Rabu (17/11/2021). Legislator dari partai berlambang banteng ini ingin agar jembatan bambu yang mangkrak tersebut segera mendapat penanganan. Entah itu direvitalisasi atau pembangunan ulang. Namun, dia meminta pembangunan yang akan datang harus mengedepankan kajian. "Makanya kalau mau membuat jembatan bambu paling tidak itu harus ada atapnya. Selain sebagai dekorasi, juga untuk melindungi pengunjung kalau hujan atau panas, dan melindungi jembatan tentunya. Sehingga nampak bagus dan bertahan lama," jelas dia. Dia juga mewanti-wanti, ke depan apabila pemkot merancang bangunan dari struktur yang rawan hancur seperti kayu ataupun bambu, maka harus diawali dengan memperhitungkan tingkat ketahanannya. "Memang benar bahan dari bambu dan kayu itu nampak bagus dan artistik, tapi ya harus diperhitungkan ketahannya sampai kapan, juga harus diberi lapisan supaya tak termakan rayap," bebernya. Di samping itu, pemilihan bahan juga tak boleh sembarang. Misalkan dari bahan bambu, maka yang digunakan bambu bongkotan. Atau jika dari bahan kayu, maka kayu ulin atau kayu besi bisa menjadi opsi. "Memang meggunakan bahan dari bambu itu murah tapi rawan rapuh. Tapi kalau kayu ulin itu sangat sesuai diaplikasikan di kawasan Mangrove Wonorejo, karena hidupnya di air, jadi lebih tahan dan bagus. Hanya saja pengerjaannya sulit," tuntasnya. (mg-3/fer)
Sumber: