Pengangguran di Jatim Tembus 1,28 Juta, PDIP Tagih Langkah Nyata Pemprov
Surabaya, Memorandum.co.id - Angka pengangguran di Jawa Timur tembus 1,28 juta orang. Fakta ini mendorong Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Sri Untari Bisawarno mendesak Pemprov Jatim melakukan langkah kongkrit menurunkan angka pengangguran. Apalagi fenomena pandemi menjadi salah satu pemicu peningkatan angka pengangguran. Data BPS ini harus menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk segera mengambil langkah nyata dalam mengatasinya. Menurut Untari, banyak langkah yang bisa dilakukan dalam mengatasi persoalan ini, di antaranya memaksimalkan keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di Kota dan Kabupaten di Jatim. Kata Untari, BLK bisa dimanfaatkan untuk Job Fair informasi lowongan pekerjaan yang ada dan sebagai tempat yang representatif untuk melatih warga yang terkena PHK akibat pandemi. "Serta lulusan SMK dan SMA yang tertampung di perusahaan maupun yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi," tutur Untari. Lanjut Untari, warga yang tidak mendapat kesempatan kerja bisa dibina dan diberi pengetahuan tentang peluang usaha. "Sehingga bisa mandiri dan berwirausaha," tegas dia. Ketua umum koperasi wanita ini juga mendorong pemerintah kota/kabupaten bersama-sama dalam mengatasi persoalan ini. "Semua maksimalkan, semua refocus untuk bersama dalam satu gerak program guna mengatasi persoalan pengangguran ini," jelas politisi asli Malang ini. Sekertaris PDI Perjuangan Jatim ini juga meminta agar BPS dalam melakukan survey tentang tenaga kerja juga memasukkan indikator pekerja freelance yang tidak punya kantor dan bukan karyawan perusahaan. Hal ini perlu dilakukan karena dengan era tekhnologi saat ini, banyak kalangan muda individu yang memiliki usaha dengan mengandalkan tekhnologi dan berkerja mandiri. Seperti bisnis ekonomi kreatif memanfaatkan teknologi, usaha rumahan yang mengandalkan online, para model yang tidak memiliki agensi tapi mereka bisa eksis, bisnis teknologi informasi, bisnis menjadi pialang pasar modal maupun usaha lain yang tidak digaji sebagai karyawan dan tidak memiliki perusahaan. "Ini kan banyak dilakukan oleh kalangan muda yang ada saat ini. Ini yang tidak dibidik oleh BPS sebagai sebuah indikator. Sehingga mereka akhirnya masuk katagori pengangguran, padahal mereka memiliki penghasilan," pungkasnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat angka pengangguran di Jatim bertambah 134.330 orang saat ini bila dibandingkan bulan Februari 2021 kemarin. Dengan demikian, secara total orang yang menganggur di Jatim telah mencapai 1,28 juta orang sampai dengan Agustus 2021. Sedangkan penduduk usia kerja di Jatim pada Agustus 2021 sebesar 21,04 juta orang, naik 7.040 orang dibandingkan Februari 2021. Tenaga kerja dengan pendidikan SD ke bawah, menunjukkan tren menurun. Tenaga kerja dengan ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menunjukkan tren meningkat. Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021, tiga lapangan pekerjaan di Jatim yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Diantaranya, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 31,68 persen. Disusul Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 19,00 persen dan Industri Pengolahan sebesar 15,12 persen. Sementara itu, terdapat tiga kategori lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar jika dibandingkan dengan Agustus 2020. Diantaranya, Sektor Jasa Pendidikan 0,54 persen, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran 0,52 persen dan Sektor Industri Pengolahan 0,50 persen. Sementara tiga sektor yang mengalami penurunan terbesar dibandingkan Agustus 2020 yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,33 persen, Sektor Jasa Lainnya 0,40 persen dan Sektor Konstruksi 0,30 persen. (day)
Sumber: