Pemkot Surabaya Bantu Istri Ksatria KRI Nanggala Jadi Tenaga Kontrak, Pelatihan Jahit, dan Modal

Pemkot Surabaya Bantu Istri Ksatria KRI Nanggala Jadi Tenaga Kontrak, Pelatihan Jahit, dan Modal

Surabaya, Memorandum.co.id - Pemkot Surabaya memberikan perhatian kepada keluarga ksatria KRI Nanggala. Tidak hanya berupa beasiswa kepada anak-anak ksatria KRI Nanggala, untuk istri yang ditinggalkan dengan memberikan intervensi menjadi tenaga kontrak di puskesmas dan organisasi perangkat daerah (OPD), pelatihan menjahit, serta bantuan modal laundry. Seperti pada Kamis (4/11), sebelas istri ksatria KRI Nanggala menerima penyerahan dari ibu wali kota Rini Indriyani. Dikatakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, acara ini adalah tindaklanjut. Di mana Pemkot pernah menyampaikan pada waktu kejadian Nanggala itu bahwa kita satu, yaitu memberikan beasiswa pada putra putrinya. Kedua, Pemkot memberikan apa yg diinginkan istri para prajurit itu untuk keluarganya. "Tadi ada yang meminta pelatihan jahit, ada yang minta usaha laundry, ada yang kita jadikan tenaga kontrak di kota Surabaya. Sehingga kita lakukan hari ini. Dan alhamdulillah apa yang diinginkan istri para pejuang tadi sudah kita penuhi," ujar Eri. Tapi ini bukan akhir, melainkan awal dari Pemkot Surabaya tidak sekadar memberi pelatihan jahit, tidak hanya usaha laundry, tapi akan memantau selama pelatihan enam bulan tadi diberi alat dan pantau terus, siapa yang menjadi konsumennya. "Sehingga ini terus berkelanjutan, tidak hanya berhenti saat dikasih alat," tambahnya. Pemkot tidak akan pernah berhenti. Tidak hanya untuk para istri pejuang Nanggala tapi semua akan dilakukan untuk warga Surabaya yang termasuk MBR. "Kita lakukan pelatihan dan pantau sampai ada konsumennya. Alhamdulillah hari ini sudah bisa kami lakukan sehingga selesai," pungkas Eri. Sementara itu, Komandan Satuan Kapal Selam Koarmada II, Kolonel Laut (P) Wirawan Ady Prasetya mengatakan, pihaknya secara dinas sangat bahagia, bangga, dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan wali kota khususnya pemkot pada umumnya kepada para istri dari pahlawan KRI Nanggala yang sudah mengabdikan diri dan memberikan hidupnya kepada nusa dan bangsa. "Saya yakin atas perhatian ini semua akan sangat bermanfaat untuk kehidupan keluarga yang ditinggalkan untuk berikutnya," jelasnya. Tambah Wirawan Ady Prasetya, TNI AL dalam rangka memberikan perhatian itu ada dua orang putra dari keluarga almarhum yang menjadi taruna AAL. Kemudian ada juga yang berdasarkan kemampuan dan kualifikasinya ada yang masuk bintara AL. "Jadi memang perhatian dari seluruh pihak, baik dalam maupun luar negeri yang memberikan perhatian. Terutama kami berterima kasih sekali kepada Pemkot Surabaya yang memberikan pelatihan, itu sangat bermanfaat sekali," pungkas Wirawan Ady Prasetya. Sedangkan, Ekhan Retno Asih Primadani, istri dari almarhum Mayor Laut Eko Firmanto menambahkan, dirinya menerima pelatihan menjahit selama enam bulan. "Kami inginnya membuka usaha menjahit seperti tekstil dan dibina Pemkot Surabaya," jelasnya. Tambah Ekha Retno Asih Primadani, Pemkot Surabaya memberikan pilihan ada kursus menjahit, tenaga kontrak, atau bantuan modal tapi pihaknya memilih kursus menjahit. "Karena menjahit dibutuhkan sampai kapan pun juga sehingga kami belajar agar bermanfaat dan menambah kebutuhan keluarga," pungkas Ekha Retno Asih Primadani. (fer)

Sumber: