Gubernur Khofifah: Waspadai Bencana La Nina

Gubernur Khofifah: Waspadai Bencana La Nina

Surabaya, memorandum.co.id - Memasuki musim hujan di penghujung 2021, Gubernur  Khofifah Indar Parawansa selalu mengingatkan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur siap siaga menghadapi fenomena La Nina. Karena berpotensi meningkatkan curah hujan yang juga mendorong peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini mewaspadai terhadap kedatangan La Nina menjelang akhir tahun ini. Berdasarkan monitoring BMKG terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian Tengah dan Timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina. Fenomena La Nina tahun ini akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20%-70% di atas normalnya. Curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi. "Pemerintah perlu menyiapkan rencana aksi mitigasi meminimalisir dampak kerugian dan korban," terang Khofifiah, Senin (1/11) pagi. Khofifah saat memimpin secara langsung Apel Siaga Banjir yang dilaksanakan di Bendungan Semantok, Desa Sambikerep, Rejoso, Kabupaten Nganjuk, menyebutkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana dengan mitigasi. Seperti membersihkan saluran air dan selokan, pengerukan sungai, pembenahan tanggul sungai, optimalisasi drainase, pemangkasan pohon, dan lain sebagainya. Turut hadir dalam apel siaga tersebut, Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan SE, Plt. Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Danrem O831, Dansat Brimob Polda Jatim, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI serta Forkopimda Nganjuk. Kesiapan personel, alat dan sarana pendukung harus dipersiapkan sedini mungkin. "Agar tidak gagap jika sewaktu -waktu terjadi bencana," kata Khofifah. Khofifah mengatakan, kesiapsiagaan tidak hanya di level pemerintah daerah saja. Masyarakat juga harus diajak untuk sadar lingkungan sekitar agar memahami risiko bencana yang dihadapi. Menurutnya, gotong royong menjadi salah satu upaya meminimalisir risiko bencana. Gubernur Khofifah menyebut beberapa titik rawan terjadinya banjir yaitu Sungai Lamong Gresik, Sungai Kemuning Sampang, Sungai Welang dan Sungai Kedung Larangan di Pasuruan dan beberapa sungai lain yang memiliki intensitas banjir sama besarnya serta terjadi di lokasi rural seperti Sungai Rejoso Pasuruan, Sungai Kening di Tuban dan anak-anak sungai di Madiun, aliran sungai Bengawan "Kita lakukan antisipasi dan mitigasi dengan hal-hal yang terkait kebutuhan konstruksi di beberapa area tersebut. Mayoritas penyebab banjir adalah tumpukan sampah di pintu-pintu air. Tolong kepada masyarakat jangan membuang sampah di sungai atau selokan,” tuturnya. (day)

Sumber: