Korban Insiden Panjat Dinding Jalani Perawatan Intensif di RSUD dr Iskak

Korban Insiden Panjat Dinding Jalani Perawatan Intensif di RSUD dr Iskak

Tulungagung, memorandum.co.id - Siswa SMKN 3 Boyolangu berinisial AC (17), masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr Iskak. Itu setelah dia terpeleset saat mengikuti kegiatan panjat dinding di GOR Lembu Peteng pada Minggu (31/10/2021) kemarin. AC mengalami luka parah hingga pendarahan di kepala bagian belakangnya. Kapolsek Tulungagung Kota Kompol Rudi Poerwanto mengatakan, korban bersama 15 temannya mengikuti kegiatan panjat dinding di TKP. Para pelajar itu mendapatkan materi panjat dinding dari kakak kelas mereka yang pernah menjadi juara pada kegiatan serupa. ''Jadi menurut pengakuan saksi itu kegiatan panjat dinding atas inisiatif sendiri. Lokasinya di GOR Lembu Peteng, diikuti 15 siswa yang bergantian praktek manjat dinding," terangnya, Senin (1/11/2021). Lalu, papar Kompol Rudi, saat baru naik di ketinggian 2 meter tiba-tiba korban terpeleset. Naasnya korban tak sempat meraih tali pengaman yang telah dipasangakan di badan. Sehingga tubuh korban menggantung dan kemudian bagian kepalanya membentur besi yang ada di bawah landasan lokasi panjat dinding. Terpisah, Kepala SMK Negeri 3 Boyolangu Rofiq Suyudi mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa siswa tersebut. "Kami dari sekolah cukup prihatin dengan kejadian ini, apalagi itu mengakibatkan siswa kami harus dirawat karena pendarahan di bagian kepalanya," ujarnya. Rofiq menyebut, kegiatan panjat dinding bukan bagian dari ekstra kulikuler di sekolahnya. Kegiatan tersebut murni keinginan siswa yang tergabung dalam ekskul pecinta alam, namun tertarik mempelajari panjat dinding setelah melihat kakak kelasnya menjuarai kejuaraan panjat dinding tahun lalu. "Jadi itu anak ekskul pecinta alam yang ingin mencoba panjat dinding tanpa sepengetahuan sekolah. Karena kita juga tidak ada ekskul panjat dinding. Mereka ini tertarik karena kakak kelasnya sempat jadi juara panjat dinding tahun lalu," jelasnya. Pihaknya memastikan,tidak ada instruktur resmi dalam kegiatan kemarin, peserta hanya mendapatkan materi pengenalan dari kakak kelasnya yang menjadi juara tersebut. "Instrukturnya tidak ada. Yang ada ya alumni yang dulu juara itu memberikan materi pengenalan kepada adik-adik kelasnya," lanjut Rofiq. Kendati demikian Rofiq memastikan, pihaknya akan tetap membantu biaya pengobatan untuk kesembuhan korban. (fir/mad)

Sumber: