5.000 Balita di Surabaya Alami Stunting, Ketua TP PKK Geber Jago Ceting

5.000 Balita di Surabaya Alami Stunting, Ketua TP PKK Geber Jago Ceting

Surabaya, memorandum.co.id - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya melalui semua kepala perangkat daerah (PD) bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, terus menggeber sosialisasi program Jago Ceting yakni, jagongan cegah stunting. Terbaru, Rini turun ke Kecamatan Asemrowo yang menjadi salah satu wilayah dengan jumlah balita stunting yang tidak sedikit yakni, 22 balita. Sedangkan di Kota Surabaya, dia menyatakan ada 5000 balita yang mengalami stunting. "Ada 5000-an balita stunting yang tersebar di sejumlah wilayah, tidak sampai sepertiga dari penduduk Kota Surabaya, tetapi itu harus kita intervensi sampai tuntas," katanya seusai jagongan di Puskesmas Asemrowo, Rabu (27/10/2021). Pasangan hidup Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini mengatakan, stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak. Apabila tidak tertangani dengan tepat, maka bisa menyebabkan kematian. “Stunting tidak hanya disebabkan karena faktor kesehatan. Tapi bisa karena faktor ekonomi, perilaku hidup bersih, pola asuh, dan lingkungan,” bebernya. Oleh karena itu, dia bersama dengan seluruh Kepala PD Kota Surabaya, puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan kader-kader PKK berkolaborasi untuk mengatasi stunting. Sebab, menurutnya, untuk mengatasi stunting membutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak. "Kita akan terus evaluasi. Sementara ini ada sepuluh locus (lokasi, red) dulu yang kita fokuskan, yang kita lihat ada balita stunting terbanyak. Jadi pada Desember nanti kita lihat, mudah-mudahan ada penurunan angka balita stunting, target kita sampai nol," tegasnya. Sementara itu, Camat Asemrowo Bambang Udi Ukoro menuturkan, di wilayahnya ada penuruan balita stunting. Di tahun 2020 ada 33 balita, sedangkan di tahun 2021 ini menyisakan 22 balita. Sehingga segala langkah pemerintah, pihaknya akan terus mendukung dan tak henti-hentinya melakukan upaya sosialisasi. "Program Jago Ceting ini merupakan program yang sangat bermanfaat sebagai upaya deteksi pencegahan stunting," katanya. "Salah satu upaya kami bersama puskesmas dan tiga pilar yakni, dengan mengaktifkan BPJS balita stunting dan membuatkan bagi yang belum," sambung Bambang. Hingga hari ini, 17 balita stunting di wilayah Asemrowo telah dibekali BPJS. Adapun yang belum, 5 balita yang merupakan non-KTP Surabaya. Namun pihaknya telah mengarahkan hal ini, agar segera dieksekusi Pemprov Jatim yang berwenang membuatkan BPJS bagi warga non-KTP Surabaya. "Selain itu, pemerintah juga membantu keluarga balita dengan memberikan sembako, multivitamin, susu, edukasi secara spesifik, rutin pengukuran di posyandu, hingga outreach keluarga stunting agar terbantukan," terangnya. Bukan hanya pemerintah, pemenuhan gizi balita stunting juga disokong oleh Polrestabes Tanjung Perak untuk wilayah Asemrowo, dan para CSR dengan memberikan bantuan berupa sembako, susu, dan biskuit. "Target kami tentu di wilayah Asemrowo ini nol kasus balita bergejala stunting. Mudah-mudahan itu tercapai di tahun depan. Sehingga kami tak henti-hentinya melakukan sosialisasi agar masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat," pungkasnya. (mg3)

Sumber: