Risma Jadikan Alun-Alun Suroboyo Tonggak Sejarah

Risma Jadikan Alun-Alun Suroboyo Tonggak Sejarah

SURABAYA - Jelang akhir masa jabatannya sebagai orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Wali Kota Tri Rismaharini sepertinya berkeinginan meninggalkan kenangan. Tak hanya optimis menggenjot pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), Risma juga membangun Alun-Alun Suroboyo yang nilainya puluhan miliar rupiah. Hal itu disampaikan anggota DPRD Kota Surabaya M Machmud. Dia melihat Risma layaknya wali kota terdahulu, seperti Sunarto Sumoprawiro yang diakhir massa jabatannya menggagas pembangunan Masjid  Al Akbar Surabaya (MAS). Bambang DH juga yang meninggalkan kenangan pembangunan RSUD Bhakti Darma Husada (BDH) dan Stadion Bung Tomo. “Saya lihat ada kesan seperti itu, Bu Wali ingin menjadikan ini (Alun-alun Suroboyo, red) sebagai tonggak sejarahnya, disamping yang lain-lain. Ini menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia memberikan itu. Dijadikan semacam kenang-kenangan, saya kira tidak masalah dan itu tujuannya bagus juga,” kata Machmud. Pembangunan Alun-Alun Suroboyo juga mendapatkan perhatian politisi Partai Demokrat ini. Pihaknya juga mendorong Pemkot Surabaya agar segera menyelesaikan pembangunan tersebut. “Jangan sampai ada alasan dari pemkot maupun pemborongnya bahwa pembangunan ini molor,” harap dia. Apalagi pemkot sudah melakukan penutupan jalan hingga selama enam bulan mendatang. “Meskipun proyek ini bersifat multiyears, pemkot harus segera merampungkan dalam waktu dekat. Sehinggaa masyarakat bisa segera menikmati hasilnya,” ujar dia. Dia menuturkan, konsep alun-alun yang berada di tengah kota ini bisa sebagai titik kegiatan kumpul, dan ruang publik di dekat Balai Pemuda. Namun demikian, pihaknya juga mendorong Pemkot Surabaya agar mampu mengintegrasikan ruang publik itu menjadi kesatuan dengan beberapa jaringan tanpa mengurangi nilai ekonominya. "Akan tetapi yang paling penting adalah hadirnya alun-alun di tengah kota untuk mencukupi kebutuhan ruang untuk publik," papar dia. Sementara itu, Maztri  Indrawanto, pemerhati tata kota mengatakan pembangunan Alun-Alun Suroboyo untuk penyediaan ruang publik dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sebab, masyarakat bisa bersantai bersama keluarga dan warga lainnya. Sedangkan pelaku ekonomi bisa memanfaatkan dengan menjual berbagai produknya. Jika sekarang ada penutupan jalan di sana, lanjut Maztri, itu merupakan dampak. “Jadi  yang kita lihat adalah ke depannya. Sebab, jika nanti jadi maka akan menimbulkan dampak positif bagi masyarakat dan pelaku ekonomi,” kata alumni arsitektur ITS ini. Terkait nama Alun-Alun Suroboyo memang cukup beda dengan alun-alun yang ada di daerah. Sebab, jika di Surabaya adalah penyebutan untuk ruang terbuka di sekitar Jalan Yos Sudarso. “Bagi saya tidak ada masalah dengan pemberian nama Alun-Alun Suroboyo,” cetus dia. Disinggung apakah pembangunan Alun-Alun  Suroboyo itu sebagai upaya wali Kota Tri Rismaharini memberikan kenangan atau karya monumental menjelang lengser? Ia mengatakan apa yang dilakukan Wali Kota Risma membangun  Alun-Alun Suroboyo tidak lepas dari komitmen untuk memberdayakan masyarakat. “Jadi saya melihatnya seperti itu,” tegas dia. (alf/udi/lis)      

Sumber: