Ketika Cinta Terbelah (2)

Ketika Cinta Terbelah (2)

Hobi Safari Kuliner

Setelah mulai bosan bersafari kuliner, Hari justru sadar ternyata di sebelah kantor ada warung kecil yang masakannya sangat mak-nyus. Hari mengetahui keberadaan warung itu dari obrolan para office boy (OB) ketika istirahat makan siang. Secara tak sengaja dia mendengar pembicaraan soal warung langganan mereka. Penasaran, suatu ketika Hari minta OB membelikan nasi pecel di warung tadi. Dan alamak… ternyata rasanya benar-benar mak-nyus. Tidak kalah dari masakan resto di hotel-hotel berbintang. Kali lain dia minta dibelikan nasi penyetan ikan pe. Dan wow-wow-wow… Mak Yeye harus berguru kepada juru masak warung ini. Pedas dan memikat, renyah dan mewah. Semua masakan sudah dicoba, dan semuanya tidak ada yang mengecewakan. Tak satu pun. Akhirnya Hari memberanikan diri mendatangi sendiri warung tadi. Dia menanggalkan gengsi di depan para karyawannya. Kejutan. Walau kecil, mungil, ternyata warung tersebut tampak bersih. Penataan meja-kursinya membuat warung itu terkesan lapang. Luar biasa. Hari lantas memesan makanan. Duduk sambil menunggu penjaga warung datang, yang keluar adalah perempuan matang berparas khas Jawa. Manis cenderung cantik. Wanita tersebut, sebut saja Sari, menyodorkan daftar menu. Sambil memelototi kertas bersampul plastik daftar menu, Hari membuka obrolan. Intinya tentang warung tersebut dan siapa juru masaknya. Ternyata jawabannya di luar dugaan. Sari memperkenalkan diri sebagai pemilik warung plus juru masak dan pelayan di warung tersebut. Obrolan berkembang sampai Hari menanyakan suami Sari kerja di mana. Dia bermaksud menarik lelaki tersebut menjadi karyawannya. Ternyata Sari sudah menjanda. Suaminya meninggal saat terkena serangan stroke. Mereka belum sempat dikaruniai momongan. Jadi, terpaksalah Sari membuka warung berbekal pengetahuan masak-memasak dari almarhumah ibunya. Guyonan-guyonan segar menyelingi obrolan mereka. Hari seperti terkena medan magnit terus memerhatikan setiap gerak Sari menyiapkan makanan untuknya. “Bapak sering dirasani pegawai-pegawai Bapak lho. Bapak kan yang beberapa kali titip dibungkuskan nasi?” goda Sari seperti diceritakan Hari, yang lalu diceritakan pengacara tadi kepada Memorandum. Singkat cerita, semakin hari hubungan Hari dan Sari semakin dekat. Hari tidak pernah lagi berwisata kuliner. Perutnya sudah terpuaskan oleh aneka masakan Sari. Hari bahkan sering minta dibungkuskan untuk makan orang-orang di rumah, yaitu istri dan asisten rumah tangga mereka. Hari juga minta Risma berhenti memasak. Daripada masak tapi tapi dengan hati? (jos, bersambung)    

Sumber: