Waspadai Cuaca Ekstrem, BMKG Imbau Mitigasi Bencana
Surabaya, Memorandum.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Surabaya saat ini berada di akhir masa kemarau dan akan memasuki masa peralihan. Dengan memasuki masa transisi atau peralihan itu, perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrem. Seperti dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan dan puncak musim hujan pada Januari-Februari 2022 maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan potensi lanjutan dari curah hujan tinggi. "Ini yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," jelasnya, Minggu (24/10). Tambah Teguh, pihaknya mengimbau kepada pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak yang berada di wilayah terdampak La-Nina untuk melakukan pencegahan dan mitigasi. "Rekomendasi pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait bersiap melakukan langkah pencegahan terhadap banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung, dan badai tropis," pungkas Teguh. Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya terus mempersiapkan langkah penanganan banjir dan pohon tumbang saat musim penghujan. Diperkirakan Kota Surabaya akan mengalami musim hujan pada November-Desember. "Kami rutin melakukan pengerukan gorong-gorong. Sedangkan pada wilayah permukiman, warga diminta untuk meningkatkan kegiatan kerja bakti," jelas Eri. Tambah Eri, pihaknya juga meranting pohon-pohon yang tinggi, karena khawatir roboh saat ada angin kencang. "Ini yang kita lakukan," kata Eri. Soal potensi banjir, Eri menyebut jika hal tak bisa dilihat pada satu wilayah. Mengingat seluruh saluran air saling terhubung. Kemungkinan banjir bisa muncul berawal dari luapan di lokasi lain. "Lek iki buntu, yo kabeh melu katut (kalau ini tersumbat, ya semua akan ikut) karena dia (jalurnya) kan dilewati air," jelasnya. Tim dari Dinas PU Bina Marga dan Pematusan serta Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) diterjunkan mencari saluran yang tersumbat maupun yang belum terkoneksi. Petugas di tingkat kecamatan hingga kelurahan juga diminta untuk memetakan lokasi-lokasi rawan banjir. "Saya harap ada komunikasi dan diskusi dengan masyarakat. Di Tandes itu baru dibikinin bozem juga," pungkas Eri. (fer)
Sumber: