Nelayan Kenjeran Sambat Bahan Bakar Mahal, DPRD Surabaya Upayakan Subsidi

Nelayan Kenjeran Sambat Bahan Bakar Mahal, DPRD Surabaya Upayakan Subsidi

Surabaya, memorandum.co.id - Akhir pekan ini, anggota Komisi C DPRD Surabaya, Abdul Ghoni Muklas Ni’am menggelar jaring aspirasi bersama Kelompok Nelayan Surabaya Utara Tangguh. Dalam resesnya, wakil rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan itu disambati tentang mahalnya harga bahan bakar. Hal itu diutarakan oleh Ketua Nelayan Nambangan Mas’ud bahwa para nelayan yang berada di pesisir Kenjeran, sangat mengharapkan adanya bahan bakar bersubsidi. "Selama ini bahan bakar langsung beli ke tengkulak, di mana harga untuk satu liter Pertalite Rp 10 ribu, lalu Pertamax Rp 11 ribu. Kalau bisa kan bahan bakar ini bersubsidi," ujar Mas’ud, Minggu (24/10/2021). Menurutnya, dengan harga tersebut dirasa para nelayan mahal. Terlebih, para nelayan membutuhkan 75 liter bensin untuk tiga hari, atau 75 liter solar untuk dua minggu melaut mencari ikan. “Dari itu saja bisa dikalkulasi, berapa yang harus kita keluarkan untuk bahan bakar. Belum lagi selama paceklik, pendapatan kita juga berkurang,” keluhnya. Menilik persoalan tersebut, Abdul Ghoni meminta untuk diadakan pendataan nelayan secara menyeluruh agar bisa dikomunikasikan dengan dinas terkait. "Nelayan di Surabaya Utara ini saja ada 900an. Kalau semua punya perahu, maka sehari sudah konsumsi bahan bakar berapa? Nanti kita akan coba, apakah bisa disubsidikan ataukah tidak?" tutur Abdul Ghoni. "Karena itu, saya minta ada pendataan secara keseluruhan untuk didata secara riil. Kemudian nanti coba dikomunikasikan dengan dinas terkait yang membawahi itu. Selanjutnya kita akan kawal perjuangan ini," sambungnya. Abdul Ghoni mengatakan, beberapa keluhan nelayan seperti perlengkapan alat tangkap sudah direalisasikan, termasuk jaring. "Ada kurang lebih hampir 300an (alat tangkap, red). Pada saat itu, saya datang dengan Pak Armuji dan bisa kita realisasikan. Lalu usulan terkait mesin perahu, ada hampir ratusan unit yang nanti kita akan distribusikan kepada nelayan," terangnya. Tak lupa, dalam kesempatan tersebut, Wakabid Pemuda, Olahraga dan Komunitas Seni Budaya DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya itu mendorong para nelayan untuk peduli terhadap lingkungan, utamanya laut yang menjadi ladang kehidupan nelayan. "Laut ini kalau tercemari, biotanya pasti terganggu, ekosistemnya pasti terganggu, sehingga pendapatan nelayan pasti bermasalah. Kalau bermasalah, pasti angka kemiskinan pun akan tinggi. Maka mari jaga dan cintai laut dengan baik," tandasnya. Lebih jauh, Abdul Ghoni juga terus melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para nelayan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang lebih baik ke depannya. “Secara perlahan, kami melakukan pelatihan dan pendampingan, karena SDM mereka perlu dibenahi,” pungkasnya. (mg3)

Sumber: