Cegah Klaster Sekolah, PTM di Surabaya Digelar dengan Kehati-hatian

Cegah Klaster Sekolah, PTM di Surabaya Digelar dengan Kehati-hatian

Surabaya, Memorandum.co.id - Penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di Surabaya dilakukan dengan hati-hati. Selain untuk mencegah klaster di sekolah, juga menerapkan jumlah siswa yang masuk dibatasi 25 persen saja. Dikatakan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Supomo, pihaknya mengutamakan keselamatan, karena itu kehati-hatian menjadi faktor utama agar kemudian tidak ada klaster sekolah. "Jadi hal yang paling utama itu, kemudian diharapkan sekolah semuanya tidak lengah dan sedikitnya abai pada protokol kesehatan," ujar Supomo. Tambah mantan Kadinsos ini, oleh karena itu, setiap minggu melakukan evaluasi kepada PTM agar kemudian berjalan dengan baik. "Ketentuan kan ada 50 persen. Kita sekarang masih ambil 25 persen. Bahkan nanti secara bertahap kita lakukan dengan pertimbangan-pertimbangan ilmiah, bersama pakar epidemiologi," tambah Supomo. Pihaknya selama ini tidak berjalan sendiri, tapi senantiasa berkoordinasi dan meminta rekomendasi agar kemudian langkah-langkah mengutamakan kesehatan dan keselamatan anak. "Ke depan akan lebih kita kuatkan lagi pengawasannya dengan melibatkan beberapa stakeholder agar kemudian transparasi semakin lebih dirasakan warga," jelasnya. Disinggung soal klaster, Supomo menegaskan belum ada. "Alhamdulilah klaster PTM belum. Ada satu dua ketika kita cek mereka belum ikut PTM. Jadi mereka sudah kena ketika tidak sekolah. Kita akan lakukan apabila ada yang terkena sesuai dengan SKB 4 empat menteri, merujuk kepada aturan kemenkes sehingga kemudian PTM dapat berjalan dengan baik," ujarnya. Lanjut Supomo, siswa akan rutin diswab untuk mendeteksi dini kemungkinan anak-anak terkena. "Dengan demikian akan segera kita lakukan upaya-upaya pencegahan dan setidaknya akan dilakukan pengobatan apabila ditemukan," pungkas Supomo. (fer)

Sumber: