Kejantanan Dikunci Istri? (3)

Kejantanan Dikunci Istri? (3)

Ketahuan Istri

Dari rumah Mbah Dugo, rombongan mampir Rumah Makan Sari, Jalan Wahid Hasyim, Jombang. Saat makan, muncul Suzuki Swift. Isinya empat orang. Cewek semua. Muda. Cantik-cantik dan hmmm… seksi-seksi. Iseng Guntur menyapa mereka. Dan tak terduga, keempatnya menyambut sapaan Guntur dengan hangat. Perkenalan pun terjadi. Tanpa diminta, mereka bergabung bersama. Teman-teman yang mengira Guntur bakal pulang bareng-bareng ternyata kecele. Dia malah mendorong rombongan pulang dulu membawa mobil dia. “Aku turut cewek-cewek tadi,” kata Guntur dengan senyum terkembang. Mereka bertemu kembali keesokan harinya usai salat Duhur. Wajah Guntur kusut, tak menampakkan cahaya sama sekali. Subuh tadi dia tidak terlihat di antara para jemaah di masjid. “Mbojeh. Tiwas kelangan jutaan,” kata Guntur lirih. Matanya memandang ke arah teman yang menginformasikan soal Mbah Dugo. Tangannya mengisyaratkan jari telunjuk menunduk. Loyo. Guntur lantas menggiring teman-temannya ke pojok warung yang agak sepi. Dia menceritakan petualangannya semalam. Ternyata keempat cewek tersebut para lady escort rumah hiburan kawasan Surabaya barat dan akan liburan ke Sarangan. Mereka semua berstatus ready. “Mereka saya ajak check in di hotel tak jauh dari kafe. Tapi apa yang terjadi? Mbelgedes, tetap seperti dulu. Gak bisa. Nglimbruk terus, padahal musuh-musuh sudah stand by dan siap tempur,” katanya. Teman-temannya yang ikut mengantar Guntur ke rumah Mbah Dugo hanya bisa menahan senyum, kecuali yang menginformasikan soal Mbah Dugo. Dia mencoba membela diri dengan mengatakan bahwa banyak kasus serupa Guntur yang beres setelah ditangani Mbah Dugo. Pembicaraan ini terbawa hingga malam hari. Bahkan, ada seorang ustaz yang juga mendengarnya. Dia malah ikut jagongan di warung kopi langganan kami. Guntur masih berduka. “Jangan-jangan Njenengan dikunci Mbak Romlah, Mas. Ada lho lelaki yang sengaja dikunci istrinya agar tidak bisa main di luar,” kata ustaz tadi sambil berkali-kali minta maaf. Guntur terdiam. Malu. Dia tidak mengira aibnya tersebar tanpa disadarinya. Kini ia justru takut masalah ini didengar Romlah. Ah, akan betapa marahnya dia kalau itu benar-benar terjadi. Akhirnya Romlah melahirkan. Perempuan. Cantik mirip garis-garis kegantengan ayahnya dan lembut seperti penampilan ibunya. Waktu berlalu hingga tiba saatnya Guntur diperbolehkan kembali berhubungan suami-istri vs Romlah. Qadarullah, kali ini ternyata Guntur juga tidak mampu berbuat banyak terhadap sang istri. Senjatanya tidak bisa dikokang. Pemanasan dengan gaya apa pun tidak membawa hasil. Hingga akhirnya Romlah menatap tajam mata Guntur. ”Selama aku hamil Mas Guntur coba-coba main bersama perempuan lain ya?” tuduh Romlah. Tegas. Ada nada marah yang samat sangat. (jos, bersambung)  

Sumber: