Sentra Wisata Kuliner Semolowaru Tidak Menarik dan Suram

Sentra Wisata Kuliner Semolowaru Tidak Menarik dan Suram

Surabaya, memorandum.co.id - Keberadan sentra wisata kuliner (SWK) di Surabaya sangat memprihatinkan. Dari 48 SWK yang terdaftar di dinas koperasi dan usaha mikro, hanya 22 SWK saja yang terlihat geliat pengunjungnya. Untuk sisanya, mati suri. Memang, selama ini ada kesan dibangunnya SWK yang tersebar di Surabaya ini untuk menyelamatkan aset milik Pemkot Surabaya agar tidak dikuasai pihak lain. Pemkot pun tidak melihat, apakah dengan SWK itu akan membangkitkan perekomian warga sekitar untuk bisa berjualan. Buktinya, banyak SWK yang mangkrak dan warga pun memilih untuk meninggalkan lokasi tersebut. Salah satunya di SWK Semolowaru, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang didampingi Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Widodo Suryantoro mengatakan, bahwa lokasi ini kurang menarik untuk orang datang. “Sebenarnya di SWK ini sudah nyaman tempatnya, cuma satu kurang menarik untuk orang datang. Kalau model begini arek enom cangkruk males. Modele kursi koyok ngene sing titik, wis males,” ujar Eri, Rabu (13/10/2021). Tambah Eri, selain itu juga terkesan suram dan terlihat tembok batu bata sehingga gelap. “Kesane rodok surem ngene iki, apalagi botone ketok kabeh ini peteng (Kesannya suram seperti ini, apalagi batu batanya terlihat semua sehingga gelap, red),” tambah mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya ini. Eri menambahkan, untuk ke depannya akan dimunculkan dan tata kembali. Dalam sebulan dilihat peningkatannya. “Jadi kita buat SWK yang ada di Surabaya itu yang instagramable, arek enom cangkruk itu enak nyaman, disiapkan tempat bermain, tempat makannya lesehan, dinding kita mural semuanya, tapi yang paling penting itu bagaimana orang tahu bahwa di sini ada SWK. Kita masuk ke dalam saja, tidak ada yang tahu,” jelas Eri. Eri juga berharap SWK itu kesannya yang humble, instagramable, kesan sing arek enom pasti rame. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada CSR. Dari sini kita akan tahu prototype-nya kayak begini yang akan kita lakukan,” pungkas Eri. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Widodo Suryantoro mengatakan, bahwa dari 48 SWK semuanya aktif. Tapi hanya 22 SWK yang ramai. “Yang ramai hanya 22 SWK,” singkat Widodo. Sebelum meninggalkan SWK Semolowaru, Eri juga mengecek toilet dan tempat cuci tangan. Eri pun merasa tidak nyaman ketika melihat tempat cuci tangan yang kotor. Selain itu, lokasi lapangan futsal dan basket yang berada di depan membuat SWK ini tidak terlihat dari jalan raya. (fer/udi)

Sumber: