Potensi EBT di Indonesia Jadi Magnet Dunia Internasional
Surabaya, Memorandum.co.id - PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) mengenalkan potensi energi baru terbarukan (EBT). Penerapan EBT di Indonesia sudah tidak bisa dihindari lagi. Upaya ini bertujuan mengurangi emisi karbon di tanah air. Tahun 2025, Indonesia diharapkan bisa menggunakan EBT mencapai angka 23 persen. Direktur SDM dan Administrasi PJB, Karyawan Aji mengatakan, perjanjian internasional Paris Agreement bertujuan mengurangi emisi karbon di tanah air. Potensi EBT di Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi dunia internasional, karena cukup besar. "Ditargetkan pada tahun 2025 Indonesia diharapkan bisa menggunakan EBT mencapai angka 23 persen," tegas Karyawan Aji. Ia menyampaikan dalam rangkaian memperingati HUT ke-26 PJB yang jatuh pada tanggal 3 Oktober 2021 mendatang, PJB semakin intens mengenalkan potensi EBT. Salah satunya upaya saling bertukar informasi untuk pengembangan EBT di Indonesia, dan menguatkan forum silaturahmi antara PJB dengan media massa di Jawa Timur. Direktur Pengembangan dan Niaga PJB, Iwan Purwana memaparkan, program pengembangan EBT yang dilakukan PJB melalui beberapa skema, masing-masing EBT Skema Kemitraan, EBT Kepulauan Tersebar, PLTS Untuk Pemakaian Sendiri (PS), Elektrifikasi dengan EBT. "PJB juga mempunyai skema PLT Hybrid, yakni tenaga campuran, terdiri dari diesel, tenaga surya dan baterai," terang dia. Sementara itu, Pakar Bioenergy Engineering, Agricultural Engineering dari Universitas Brawijaya, Malang, Bambang Susilo, M.Sc. mengatakan potensi EBT di Indonesia cukup besar, karena memiliki sumber daya alam yang cukup banyak. "Beberapa potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia di antaranya aliran air, tenaga solar/matahari, biomassa, bahan bakar nabati, biogas, suhu kedalaman laut, angin, ombak laut, panas bumi (geothermal)," terang Bambang Susilo. EBT menjadi solusi. Karena tahun 2100 menurunnya energi fosil. "Indonesia akan menjadi negara yang akan sangat dibutuhkan karena potensinya besar, seperti musim yang menghasilkan energi, yakni panas dan hujan," katanya. Ia mengatakan, secara umum energi baru adalah energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, dan energi terbarukan adalah energi yang dalam waktu pendek bisa diperbarui, kemudian dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. "Perlu kiranya didorong terus pengembangan EBT, sehingga mampu menjadikan Indonesia mandiri dengan sumber daya alamnya," katanya. (day)
Sumber: