Awas Pneumonia, Penyakit Mematikan Balita
SURABAYA - Para orang tua harus mewaspadai pneumonia atau penyakit paru-paru basah yang menyerang balita. Sebab, penyakit ini menduduki rangking nomor dua kematian anak setelah diare. “Pneumonia tidak bisa disepelekan karena bisa mengakibatkan kematian balita,” tegas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim dr Kohar Hari Santoso pada acara diskusi media Menebar Aksi Melawan Pneumonia, Rabu (28/8). Di Jatim, penderita pneumonia cukup banyak. Berdasarkan data Dinkes Jatim, pada 2018 ada 92.913 balita yang terkena penyakit tersebut.Sedangkan penderita yang berumur di atas lima tahun mencapai 32.910 orang. Kohar menjelaskan, ada beberapa penyebab penyakit ini. Di antaranya adalah kawasan kumuh, sanitasi tidak bagus, polusi udara, dan makanan kurang gizi. Untuk mencegahnya adalah imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan, makan makanan bergizi, dan pemberian ASI pada bayi. Untuk imunisasi, lanjut dia, dinkes sudah rutin melakukannya. Diakui oleh dia, memang ada orang tua yang menolak anaknya diimunisasi dengan berbagai alasan. Untuk itu, dinkes terus berusaha menyakinkan kepada mereka betapa pentingnya imunisasi. “Saya tidak bisa mengungkapkan daerah mana yang masyarakatnya enggan anaknya diimunisasi,” kata dia. Sedangkan Dr dr Dominicus Husada Sp Ak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim mengatakan, biaya pengobatan penderita pneumonia ini cukup mahal. Jika tanpa disertai penyakit penyerta untuk rawat inap mencapai Rp 1 juta hingga Rp 31 juta. Sedangkan kalau ada penyakit penyerta bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 33 juta. “Jenis pengobatannya antara lain analisa gas darah, gula darah omnites, kimia darah, urine rutin,” ungkap dokter RSU dr Soetomo ini. Untuk itu masyarakat harus mengenali gejala penyakit tersebut. Yakni, diawali dengan panas, batuk, lalu muncul sesak, napas cepat, dan bisa membiru. Semakin lama anak semakin lemah dan menuju gagal napas. “Pneumonia yang diderita bayi ini bisa dicegah dengan imunisasi.Saya berharap orang tua untuk melakukan imunisasi kepada anak-anaknya. Pemerintah sendiri sudah melakukan gerakan imunisasi,”ungkap dia. (udi/be)
Sumber: