Nekat Mengawini Bispak (3)
Kuliah hanya Cari Ijazah
Ternyata tidak mudah mendekati Ranti. Gadis ini makin eksklusif di mata teman-teman sekolah. Hanya anak-anak tertentu yang bisa mendekati Rianti. Ketika lulusan SMA, Rendra sengaja tidak segera mendaftarkan diri. Menunggu kepastian Ranti kuliah di mana dan dia akan mengikuti. Namun sampai habis masa pendaftaran perguruan tinggi negeri, Ranti tenang-tenang saja. Tentu saja Rendra kelejotan. Bingung ketika ditanya orang tuanya kok tidak daftar kuliah. Namun itu tidak lama. Tidak lama kemudian dia mendapat kabar bahwa Ranti mendaftar di perguruan tinggi swasta yang membuka kuliah malam hari. Mahasiswa perguruan tinggi ini kebanyakan orang-orang yang sudah bekerja dan kuliah hanya untuk mencari ijazah. Rata-rata pejabat dan anak orang-orang gedean. Terpaksa Rendra ikut daftar di sana. Seperti yang diharapkan, Rendra berhasil satu kelas dengan Ranti. Walau begitu, dalam perjalanannnya Rendra tidak berhasil mendekati Ranti sebagai teman special. Rendra hanya dianggap sebagai teman biasa seperti kebanyakan. Ranti justru dengan teman-teman pria yang kuliah sambil kerja dan anak-anak orang gedean. Namun Rendra tidak putus asa. Dia masih terus berusaha mendekati gadis tersebut. Ketika mereka memasuki semester empat, ada kabar menghebohkan. Ranti hamil. Mengandung anak haram yang tidak diketahui pasti siapa ayahnya. Kabar ini sangat santer. Ranti juga dikabarkan berasaha menggugurkan kandungannya, tapi selalu gagal. Sampai perutnya tampak membuncit, usaha pengguguran belum berhasil. Di sisi lain, tidak ada pria yang merasa bertanggung jawab dan menihaki gadis berparas mirip almarhumah Nike Ardila itu. Status Ranti sebagai gadis bispak (bisa diapakai) kembali mencuat. Julukan baru menempelinya. Ayam kampus. Ranti tidak peduli. Dia masih aktif kuliah dan menjalani aktivitas seperti biasa. “Saya kembali mendekati dia. Saya berterus terang mau menolong dengan menikahi dia,” kata Rendra. Tidak diduga, uluran tangan Rendra ternyata ditanggapi Ranti dengan dingin. Dia menyatakan tidak butuh belas kasihan. Rendra pun berterus terang bahwa dia mau menikahi Ranti bukan sekadar kasihan melihat kondisi Ranti, tapi karena sayang. Karena cinta. “Tapi aku tidak cinta kamu,” kata Ranti waktu itu, seperti ditirukan Rendra. Rendra bergeming. Dia bahkan terkesan memaksakan kehendak ingin menikahi Ranti. Sayangnya Ranti tetap ngotot tidak mau dikasihani. Baru setelah buncit di perutnya semakin besar, dan tampaknya usaha pengguguran kandungan sudah mentok ketidakberhasilannya, Ranti luluh. Gadis ini akhirnya mau menikah dengan Rendra. Tapi dengan syarat. Dia tidak mau diturutcampuri segala urusannya. Rendra tanpa pikir panjang menyatakan sepakat. Pernikahan pun dilaksanakan. (jos, bersambung)Sumber: