Tren Digitalisasi Bisnis di Era Pandemi
Surabaya, memorandum.co.id - Pandemi COVID-19 yang merebak di awal tahun 2020 menyebabkan sebagian besar industri beralih ke ranah digital. Tak jarang ditemui perusahaan mengadopsi model bisnis digital untuk efisiensi operasi dan mempertahankan beberapa aliran pendapatan. Menanggapi fenomena ini, Marketeers bersama dengan Smartfren Business mengadakan pemaparan Marketeers Insight: Business Digitalization Trend in Pandemic Era berdasarkan riset yang telah diadakan selama Juli - Agustus 2021 dengan responden lintas sektoral di Indonesia. Pemaparan ini berfokus pada perilaku pelanggan business-to-business (enterprise) terkait digitalisasi dan penggunaan teknologi. “Smartfren.Business akan terus menyediakan layanan terbaik dan solusi bagi enterprise yang membutuhkan layanan bagi usahanya. Kita akan terus melihat perkembangan dan menyesuaikan kebutuhan dari setiap klien – klien dari smartfren Business,” ucap Ranga Kalyanasundaram, CEO Smartfren Business. Dalam berinovasi, enterprise di Indonesia cenderung berpedoman pada sebuah IT Masterplan yang telah terintegrasi dengan rencana jangka panjang perusahaan. Setelah melakukan budgeting, enterprise akan melakukan berbagai riset dan pengembangan yang umum dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah IT Partner. Sistem yang telah dikembangkan akan menjalani siklus sosialisasi, evaluasi, dan pengembangan berkelanjutan. Pengembangan berkelanjutan atau continuous improvement merupakan kunci penting enterprise untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Berdasarkan riset yang telah dilakukan, ditemukan bahwa stakeholder lintas industri memiliki perhatian dan minat yang tinggi untuk pengembangan teknologi yang berkaitan dengan manajemen pelanggan atau customer management. Teknologi digital yang telah berkembang dapat membantu enterprise unggul dari berbagai aspek, seperti dari segi manajemen SDM,manajemen asset, manajemen komunikasi, manajemen pelanggan, manajemen asset, hingga manajemen data. Menanggapi hal ini, enterprise dihadapkan pada sebuah tantangan untuk menentukan prioritas dalam mengembangkan teknologi digital. Menilik dari tingkat maturitas teknologi dan tingkat adopsi teknologi oleh enterprise, teknologi yang berkaitan dengan customer management, sebagian memang telah diadopsi oleh cukup banyak enterprise seperti mobile app dan point of sales, namun teknologi prediktif dan business intelligence masih sedang dalam pengembangan di berbagai perusahaan. Sedangkan teknologi yang mendukung ekosistem digital, CRM, dan complaint management sudah terbilang mapan namun masih memiliki tingkat adopsi yang relatif rendah di enterprise. Maka dari itu, berpartner dengan mitra di bidang IT menjadi salah satu solusi yang menguntungkan bagi enterprise, karena dengan adanya mitra dan layanan in-house managed service, enterprise dapat berfokus pada sektor esensial yang menjadi core bisnis masing masing, dan menyerahkan masalah IT mereka pada mitranya. Namun, banyaknya pilihan mitra menimbulkan dilema bagi enterprise, karena perlu memilih IT Partner yang andal dari segi komunikasi, efisien dan efektif dari segi biaya, aman, berintegritas, dan bersedia melakukan sharing knowledge kepada stakeholder internal perusahaan. Enterprise yang terlibat dalam riset ini menyatakan bahwa keandalan IT Partner perlu dibuktikan melalui pengalaman nyata dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan enterprise. smartfren.Business menyatakan bahwa pihaknya telah berkomitmen menjadi solusi bagi partner di bidang teknologi dengan ruang lingkup tiga pilar strategi yaitu Core Telco, ICT, dan Internet of Things (IoT). (gus/ziz)
Sumber: