Pendapatan Dispora Surabaya Merosot Tajam, Ketua Komisi D Usul Rasionalisasi

Pendapatan Dispora Surabaya Merosot Tajam, Ketua Komisi D Usul Rasionalisasi

Surabaya, memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 telah mengikis sejumlah sektor pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Pahlawan. Salah satunya PAD yang didapat dari fasilitas olahraga yang dikelola Pemkot Surabaya, dalam hal ini Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) yang merosot tajam. Berdasarkan data dari Komisi D DPRD Surabaya, semula pendapatan Dispora Surabaya ditarget bisa mencapai Rp 1,378 miliar. Namun angka itu jauh dari harapan yang hanya tercapai Rp 44,5 juta atau hanya sekitar 3,23 persen per 31 Agustus 2021. Menurut Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah, pihaknya memaklumi pendapatan dispora tercapai sangat jauh dari target. Kondisi ini terjadi karena bidang olahraga terkena dampak pandemi Covid-19. Sehingga sejumlah cabang olahraga tidak melakukan pertandingan, di antaranya sepak bola. “Fasilitas olahraga yang paling besar milik Pemkot Surabaya adalah Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Namun sejak muncul pandemi, kompetisi sepak bola berhenti. Itu artinya GBT tidak ada pemasukan karena tidak ada pertandingan. Begitu pula olahraga lainnya,” ujar Khusnul, Jumat (24/9/2021). Selain itu, lanjut politisi perempuan PDI Perjuangan ini, belum disahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Retribusi turut mempengaruhi, karena belum ada kepastian berapa biaya sewa fasilias olahraga yang dimiliki Pemkot Surabaya. Untuk itu, Khusnul mendorong agar Perda tentang Retribusi ini segera disahkan, apalagi Surabaya sudah memasuki kenormalan baru. “Karena pendapatan Dispora yang sudah pasti tidak akan bisa tercapai hingga Rp 1,378 miliar pada tahun ini, maka kami Komisi D DPRD Surabaya mengusulkan agar dilakukan rasionalisasi yakni menjadi Rp 137 juta. Angka itu menurut saya masih mampu dicapai setelah ada kelonggaran karena Covid-19 mulai melandai,” ungkapnya. Terkait belanja dispora, Khusnul mengatakan, juga akan dikurangi. Dari semula sebanyak Rp 102,424 miliar akan berkurang hanya menjadi Rp 40,667 miliar. Begitu pula pada pos belanja Dispora juga melakukan efisiensi Rp 192 juta. Sehingga belanja tiga bulan ke depan dispora hanya Rp 40,474 miliar. Terkait program penguatan dan pengembangan pemuda di Kota Surabaya, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini mengusulkan, agar pada kegiatan pengembangan kompetensi sumber daya manusia ekonomi kreatif, supaya dikembalikan semula yakni sebesar Rp 116 juta dengan output sebanyak 300 orang. Demikian pula dengan peningkatan kapasitas daya saing pemuda kader kabupaten/kota, agar dikembalikan ke semula yakni, sebesar Rp 86 juta dengan output 1.000 pemuda, yang mendapatkan pembinaan untuk menjadi Kader Anti Kenakalan Remaja. Selanjutnya pada pos peningkatan kapasitas daya saing wirausaha pemula, juga dikembalikan semula menjadi Rp 310 juta dengan output sebanyak 300 pemuda, yang mendapatkan pengembangan keterampilan dan kewirausahaan. “Ada beberapa alasan kenapa kami mengusulkan dikembalikan kesemula untuk program penguatan dan pengembangan pemuda ini. Salah satunya yang sangat penting adalah bentuk perhatian Pemkot Surabaya terhadap para pemuda Surabaya. Mereka telah terbukti nyata ikut membantu pemkot menangani pandemi dengan adanya gerakan Surabaya Memanggil,” pungkasnya. (mg-3/fer)

Sumber: