Ketua Pertani HKTI Jatim Dorong Akses Permodalan Bagi Petani Porang

Ketua Pertani HKTI Jatim Dorong Akses Permodalan Bagi Petani Porang

Surabaya, memorandum.co.id - Ketua Perempuan Tani (Pertani) HKTI Jatim, Lia Istifhama tak menampik bahwa komoditi porang memiliki potensi yang menggiurkan. Tanaman porang bahkan disebut-sebut oleh Presiden Jokowi sebagai bahan pangan masa depan. Begitu pun menurut Dahlan Iskan, porang kian populer belakangan ini. Meski pada dasarnya porang tidak bisa dimakan, tetapi jika sudah diproses di pabrik, tanaman porang bisa menjadi tepung shirataki yang bisa dibuat menjadi beras, bahkan mie. Ning Lia Istifhama kerap meninjau kegigihan para petani porang di Jawa Timur. Terbaru, dia menghadiri penanaman porang bersama petani yang menjadi binaan Ponpes Minhajul Muna di Ponorogo. "Banyak kisah tentang keberhasilan petani porang yang mereka dengar. Dan cerita yang paling ikonik bagi mereka adalah yang disampaikan Pak Dahlan Iskan selaku mantan Menteri BUMN, bahwa bisnis porang menggiurkan," kata Ning Lia saat ditemui, Jumat (24/9/2021). Saat nandur bareng dengan puluhan petani di wilayah puncak gunung Desa Dopo Ngrayun, Ponorogo, Ning Lia mengisahkan bahwa banyak petani porang yang termotivasi dari keberhasilan para petani porang lainnya. "Salah satu contoh pengurus KUD Aditama Jetis, yaitu Bu Yanti dan Pak Abdul Kholil yang telah berhasil melakukan tanam porang dengan pupuk olahan sendiri hingga proses pemasaran. Kemudian menarik minat banyak petani lainnya untuk mencontoh kegigihan mereka," jelasnya. Menurutnya, tak ada kendala dalam pemasaran porang. Komoditas porang bagi pasar luar negeri masih menjadi primadona. Bahkan sejak 2016 sampai 2019, tren penjualan porang ke pasar ekspor selalu mengalami kenaikan. Meski demikian, Ning Lia menyebut ada kendala dalam hal pembiayaan porang saat ini. Sehingga dia berharap pemerintah bisa membukakan akses bagi para petani untuk meminjam modal. "Sementara ini tidak terlihat kendala dalam pemasaran porang. Kendala hanya dalam pembiayaan yaitu, diharapkan ada akses bantuan peminjaman modal bagi para petani," harapnya. Ning Lia juga menambahkan bahwa petani memiliki semangat tinggi dalam bertani. Dengan begitu, telah terjadi kekuatan besar yakni, sumber daya manusia yang memiliki spirit besar dalam bertani dan sumber daya alam yang sangat mendukung. "Keduanya tentu menjadi faktor utama agar pertanian menjadi identitas penting di Ponorogo, begitu juga di wilayah lain di Jatim. Sehingga spirit itu jangan pernah luntur," tegasnya. Sedangkan pimpinan Ponpes Minhajul Muna KH Aminudin mengatakan, pihaknya akan senantiasa mendukung keberadaan para petani di Ponorogo. Keberadaan ponpes diharapkan mampu menjaga keseimbangan alam dengan kultur agama pada wilayah tersebut. “Dengan adanya ponpes yang selama ini menjaga hubungan intens dengan petani, maka diharapkan tetap mampu menjadi bagian penting terjaganya karakter masyarakat ber-agama, terutama kultur Nahdliyyin, dan karakter masyarakat yang tetap tersentuh oleh pendidikan. Dalam hal ini, pondok kami menyediakan sarana pendidikan lengkap, yaitu dari tingkat dasar hingga menengah atas," tuntasnya. (mg3)

Sumber: