Warga Kota Mokong, Masih Buang Sampah ke Sungai

Warga Kota Mokong, Masih Buang Sampah ke Sungai

SURABAYA - Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan ternyata masih rendah. Terbukti masih banyak limbah rumah tangga yang menumpuk di portal (penghalau sampah) Sungai Asemrowo. Sampah tersebut merupakan kiriman dari hulu yang terbawa arus. Sampah yang berasal dari limbah rumah tangga itu beraneka ragam, ada material bekas bangunan, sampah plastik, dan masih banyak lagi. Di lokasi terlihat sejumlah petugas kebersihan membersihkan sampah tersebut. Bermodal alat ala kadarnya, yakni perahu dan portal yang ditarik dengan pengait, petugas bisa cepat membersihkan sampah  tersebut. Petugas pun memindahkan sampah dari sungai ke permukaan yang  kemudian dimasukkan ke truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah."Pembersihan sampah ini tergantung kondisi sungai. Jika sampah mulai menumpuk ya kami bersihkan," kata Eko, petugas perawatan saluran dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Seperti diketahui, untuk memudahkan pembersihan sampah, petugas memasang portal terbuat dari bambu yang dibentangkan di aliran air Sungai Asemrowo. Sehingga sampah yang terbawa arus bisa dihalau dan tidak sampai ke rumah pompa Greges di Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan. "Kami menghalau sampah dengan portal. Ini memudahkan pengangatan sampah,"papar Eko. Lebih jauh, dia menjelaskan, saat hujan tidak turun, sungai di kawasan ini debit airnya kecil. Itulah yang membuat sampah menggunung. Yang dikhawatirkan sumbatan ini menyebabkan air sungai meluap. Terutama saat hujan intensitasnya tinggi."Lokasi ini setiap hari dibersihkan. Satu dump truck bisa penuh dengan sampah itu," ujar dia. Sementara Kepala UPTD Kebersihan Saluran Pematusan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Yuri Widarko mengatakan, sebenarnya masalah sampah di sungai tersebut merupakan masalah klasik. Mulai dulu sampai sekarang masih terjadi. Ini menunjukkan rendahnya kepedulian warga terhadap lingkungan. "Sampah ini dari limbah rumah tangga dan kiriman dari hulu sungai," kata dia. Lebih lanjut, Eko menjelaskan lebih detail, saluran Asemrowo merupakan sistem aliran menuju rumah pompa Greges. Hulunya merupakan dari saluran Kedungdoro, saluran yang melintas di Jalan Arjuno, Pacuan Kuda, Avor Simo di Banyu Urip, terus Asemrowo dan terahir di Greges. "Banyaknya sampah itu tidak menyurutkan DKRTH untuk terus mencipkatan kebersihan lingkungan di Kota Surabaya," ucap dia. (alf/be)

Sumber: