Merasa Dicemarkan, Ketua LPMK Kebraon Ambil Langkah Tegas
Surabaya, memorandum.co.id - Atas ujaran dalam spanduk yang menyudutkan namanya dengan tuduhan yang tidak mendasar, Ketua LPMK Kebraon Gatot Setiabudi akan mengambil langkah tegas. Spanduk yang bertengger di pintu pagar Jalan Kebraon Indah Permai tersebut berisikan empat poin sikap yang dilayangkan oleh Forum Komunikasi RW se-Kelurahan Kebraon. Alih-alih melepas spanduk yang mencatut namanya dengan menyebut arogan, tidak mempunyai etika berorganisasi hingga dinilai penuh intrik monopoli dan politik kotor, justru mengetahui itu, Ketua LPMK Kebraon Gatot membiarkannya agar tetap menempel di sana. "Tetapi saya akan tindaklanjuti secara hukum. Karena dalam spanduk itu sudah menyebutkan nama saya. Mengatakan bahwa saya arogan, bahwa saya melakukan politik kotor. Nah, ini bukan lagi bicara masalah LPMK, tapi sudah menjurus ke masalah pribadi," tegas Gatot Setiabudi, Selasa (21/9/2021). Adanya spanduk tersebut membuat Gatot dan keluarga merasa dilecehkan. Sehingga dalam waktu dekat pihaknya berencana akan meneruskan hal tersebut ke pihak yang berwajib. "Secara kelembagaan, saya sebagai pimpinan disudutkan seperti itu. Dan secara pribadi, ini sudah melecehkan saya dan mempengaruhi dampak psikologis dari keluarga saya. Maka saya harus bertindak dan akan melaporkan," ucap Gatot. Gatot sendiri baru mengetahui spanduk tersebut hari ini. Berdasarkan keterangan yang didapat, spanduk tersebut sudah dipajang sejak kemarin Senin, (20/9/2021) pukul 22.00. "Saya sebenarnya tidak ingin membesarkan masalah yang sepele dengan beberapa ketua RW. Masalahnya apa kok bisa sampai sejauh ini. Sehingga hujatan itu sudah termasuk pencemaran nama baik secara tertulis yang menekan dan mempermalukan keluarga saya. Tuduhan tersebut maka harus dibuktikan," tegasnya. Sebelumnya, Ketua Koordinator Forum Komunikasi RW se-Kelurahan Kebraon, Supriyo, meminta ketua LPMK Kebraon beserta pengurusnya untuk turun dari kursi jabatannya. Dia menilai ketua LPMK Kebraon tak bekerja sesuai tupoksinya. "Hal ini tidak bisa diganggugugat. Dia harus turun. Paling berat itu di arogansismenya. Dia terlalu semena-mena. Hari ini sudah kami tembuskan ke pemkot. Karena hasil musyawarah bersama camat dan lurah sebelumnya nihil. Yang bersangkutan tetap tidak menjalin komunikasi dengan kami," tutur Supriyo. (mg-3/fer)
Sumber: