Paguyuban Arek Suroboyo Tolak Asumsi Wilayah Aglomerasi
Surabaya, memorandum.fo.id - Paguyuban Arek Suroboyo (PAS) menolak status level 3 di Kota Surabaya yang mendasarkan pada asumsi wilayah aglomerasi dalam instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 42 tahun 2021. Kusnan koordinator Paguyuban Arek Suroboyo menyampaikan protes dengan mengajukan surat ke meja presiden. Ia menyebut kinerja Presiden Jokowi dalam memutus pandemi Covid-19 sudah sangat maksimal. Karena itu PAS mendorong penentuan level PPKM dilakukan asesmen setiap minggu. "Kami setuju dengan indikator-indikator yang ditetapkan oleh pemerintah," tegas Kusnan dalam surat yang diajukan ke meja presiden. Kusman menjelaskan, warga Surabaya tersandra dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri dalam asesmen level PPKM. "Kami warga kota tidak bisa bangkit dari keterpurukan perekonomian," tegas Kusnan. Pemenuhan pemberian vaksinasi khususnya dosis 1 untuk Kota/Kab yang belum bisa memenuhi target kekebalan komunitas merupakan tanggung jawab Gubernur untuk membantu realisasi pelaksanaannya."Kami usulkan penerapan aturan PPKM lokal sesuai asesmen Kemenkes," tegas dia. Lanjut kusnan, assessment dengan indikator kasus konfirmasi, perawatan rumah sakit, kematian, positivity rate, kemampuan tracing, dan keterisian tempat tidur di rumah sakit. "Indikator baru yaitu capaian vaksinasi, untuk menjadi level 1,' tegas dia. Karena itu, capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 70 persen dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 60 persen. "Kami sangat berharap Indonesia mampu menjadi inspirasi dan contoh bagi negara-negara lain dalam pemutusan pandemi Covid-19 dan kesiapan mitigasi menghadapi varian-varian virus di masa yang akan datang," tandas dia. Surat Nomor : 0313/03-3B/0023 tertanggal aya, 18 September 2021, perihal asesmen levelisasi PPKM Kota Surabaya disampaikan ke presiden, dengan tembusan ke Kepala Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Menteri Dalam Negeri Menteri, Sekretariat Negara, Menteri Kesehatan di Jakarta. Kusman menjelaskan, warga di Kota Surabaya dengan kesadaran penuh bergotong royong. Konfirmasi per 100.000 penduduk di Surabaya saat ini 8,81 (tingkat 1), Rawat Inap Rumah Sakit per 100.000 penduduk saat ini 3,43 persen (tingkat 1), kemudian, angka kematian per 100.000 penduduk di angka 0,65 (tingkat 1), positivity rate per-minggu di Surabaya di angka 0,41 (memadai), tracing rasio kontak erat/kasus konfirmasi per-minggu sekarang di angka 20,71 (memadai), dan treatment – Bed occupancy rate (BOR) per Minggu sekarang di angka 14,54 (memadai). "Saat ini warga Kota Surabaya masih mendapatkan status level 3, PPKM mengacu Instruksi Menteri Dalam Negeri," aku dia. (day)
Sumber: