Petrokimia Kawal Budidaya Kangkung

Petrokimia Kawal Budidaya Kangkung

Gresik, memorandum.co.id  - Petrokimia Gresik terus memperluas manfaat program Makmur dengan mengawal budidaya benih kangkung di lahan seluas 567 hektare yang tersebar di lima kabupaten di Jawa Timur. Kesuksesan program tersebut salah satunya ditandai dengan peningkatan hasil panen benih kangkung hingga 12 persen di lahan seluas 36,11 Ha di Gresik, kemarin Direktur Utama Petrokimia Gresik  Dwi Satriyo Annurogo, menyampaikan bahwa selama pandemi Covid-19, peran sektor pertanian sebagai penyedia pangan sehat menjadi semakin penting dan strategis, sehingga kegiatan produksi pertanian termasuk komoditas hortikultura harus ditingkatkan. “Untuk itu kami terus berupaya mengoptimalkan manfaat Program Makmur dengan menyasar lebih banyak komoditas, tidak hanya komoditas pangan, tapi juga komoditas hortikultura,” ujar Dwi Satriyo. Setelah padi, tebu, jeruk, kentang dan bawang merah, kali ini Program Makmur menyasar tanaman kangkung, yang merupakan komoditas hortikultura primadona petani Gresik. Jika selama ini banyak petani beranggapan bahwa kangkung bukanlah tanaman yang menguntungkan, tidak demikian dengan petani di Gresik. Budidaya tanaman kangkung oleh petani Gresik diambil bijinya sebagai benih untuk diekspor oleh perusahaan penampung ke berbagai negara mulai dari Thailand, Filipina, India, hingga Jepang. Meski ditengah pandemi Covid-19, kuantum ekspor benih kangkung masih menembus angka 80 ton pada tahun 2020 “Melalui Program Makmur, Petrokimia Gresik berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mewadahi petani kangkung agar mendapatkan jaminan permodalan, jaminan mutu hasil panen hingga jaminan pasar,” ujar Dwi Satriyo. Dari sisi pendanaan, BNI memberikan pinjaman modal hingga Rp800 miliar, kemudian anak perusahaan Petrokimia Gresik, yaitu Petrosida Gresik berperan sebagai penyalur pupuk dan penanggulangan hama/penyakit, dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO) berperan sebagai offtaker yang membeli hasil panen petani binaan Sedangkan Petrokimia Gresik sendiri berperan dalam menyediakan layanan Mobil Uji Tanah untuk memberikan analisis lahan pertanian, sehingga petani dapat memperoleh rekomendasi pupuk sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. Adapun rekomendasi pemupukan dalam program Makmur pada komoditi kangkung ini menggunakan kombinasi pupuk subsidi dan pupuk non subsidi yaitu pupuk NPK Phonska subsidi 200 kg/ha, NPK Phonska Plus 200 kg/ha, pupuk ZA non subsidi 200 kg/ha, pupuk SP-36 subsidi 100 kg/ha, dan pupuk organik Petroganik sebanyak 2 ton/ha. Formula ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas benih kangkung di Gresik hingga 12 persen, dari rata-rata 1,49 ton/ha menjadi rata-rata 1,67 ton/ha. Dengan demikian, omset petani pun meningkat hingga 20-25 persen. “Melalui program Makmur, petani dapat memenuhi kekurangan kebutuhan pupuk bersubsidi karena keterbatasan alokasi yang tersedia untuk meningkatkan produktivitas hasil panen sekaligus mendongkrak kesejahteraan petani,” ujar Dwi Satriyo. (and/har)

Sumber: