Polda Jatim Bersama PWNU Kompak Sukseskan Vaksinasi

Polda Jatim Bersama PWNU Kompak Sukseskan Vaksinasi

Surabaya, Memorandum.co.id - Kapolda Jatim Irjenpol Nico Afinta bersama Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar meninjau vaksinasi pelajar dan santri di Sidoarjo, Selasa (14/9)pagi. Hal ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah, guna terwujudnya herd immunity di Jawa Timur. Irjenpol Nico Afinta mengatakan, vaksinasi kali ini dilakukan bertahap. Pada tahap pertama, pihaknya menargetkan 6000 dosis, yang dibantu 60 tenaga kesehatan selama dua hari. Kegiatan ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Sosial dan Ma'arif (YPM) Taman, kabupaten Sidoarjo. "Pada hari ini, Polda Jawa Timur bersama Biddokkes melakukan kegiatan vaksinasi di YPM, dengan jumlah 6000 dosis yang laksanakan selama dua hari, sekarang 3000 dosis dan besok 3000 dosis," kata Nico. Nico menyebut, hal ini bagian dari strategi vaksinasi dengan sasaran murid-murid serta para Santri tingkat SMP dan SMA dimana dalam beberapa waktu yang lalu Polda Jatim telah melaksanakan vaksinasi kepada seluruh jajaran. Besok, Nico bersama Forkompimda Jatim akan menggelar rapat dan diskusi dalam rangka mempercepat penyerapan vaksinasi di Jawa Timur. "Dengan program ini dan tujuan dari rapat ini, nantinya akan mencari orang, tempat, sistem, dan mekanisme yang disepakati, sehingga nanti rencananya kami hanya melakukan dropping vaksin, yang nantinya ada satu atau dua orang dari pihak Polri maupun dari Kodam," lanjut dia. "Mudah-mudahan dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar, setiap kali didropping langsung habis. Sehingga ini nanti akan disebar di seluruh Jawa Timur. Harapannya, target 70% dari 31 juta yang sudah ditetapkan pemerintah, itu akan lebih cepat dicapai oleh Jawa Timur, tentunya dengan sinergi bersama," sambung Nico. Sementara terkait dengan levelering Irjen Pol Nico Afinta juga menjelaskan ada beberapa parameter. Pertama yaitu respon yang dilakukan oleh suatu wilayah terhadap permasalahan angka positif, angka sembuh, dan angka meninggal. Respon tersebut ada tiga parameter. Yang pertama berapa banyak testing yang dilakukan, berapa banyak tracing yang dilakukan, dan bagaimana tingkat kesuksesan treatment yang dilakukan. "Ini selalu dievaluasi oleh Menkes dan ada beberapa daerah, misalkan kemarin Lamongan, Tuban, sudah turun menjadi level satu. Karena respon yang dilakukan terhadap permasalahan itu baik. Untuk daerah-daerah yang masih di level 3, kami harapkan melakukan hal yang sama, sehingga dengan terus turunnya level nanti salah satunya nanti proses PTM akan dapat dilakukan sesuai aturan. Tapi harus vaksin semua jadi baik guru, murid maupun perangkat di dalam satu lembaga pendidikan itu semuanya divaksin," pungkas dia.(fdn)

Sumber: