Disbun Jatim Perluas Lahan Kopi Arabika 750 Hektare

Disbun Jatim Perluas Lahan Kopi Arabika 750 Hektare

SURABAYA - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jawa Timur mendongkrak pengembangan tanaman kopi khususnya berjenis arabika. Ini dikarenakan kopi tersebut memiliki nilai tambah yang tinggi dibandingkan jenis robusta. Kepala Disbun Jatim Karyadi menyampaikan, Jatim mampu memproduksi 64.711 ton kopi pertahunnya. Sedangkan kebutuhan kopi Jatim per-tahunnya hanya 46.617 ton, sehingga masih surplus 21.094 ton yang siap di ekspor. “Untuk kebutuhan lokal Jatim sudah terpenuhi, bahkan lebih tapi permintaan dari luar sangat tinggi dan produksi kita masih defisit. Dengan menggeliatnya kembali gapoktan kopi, diharapkan defisit produksi berangsur sedikit demi sedikit terpenuhi,” kata dia, Senin (19/8). Lebih jauh, Karyadi menjelaskan, jumlah areal lahan perkebunan kopi di Jawa Timur baik robusta dan arabika sebesar 106 ribu hektare. Rencananya akan ada pengembangan luasan lahan kopi khususnya arabika sebesar 750 hektare. Karyadi mengaku, potensi lahan untuk pengembangan kopi arabika sebesar 31,7 ribu hektare, dan eksisting di lahan rakyat ada 21,3 ribu hektare. Masih ada areal pengembangan lebih dari sekitar 20 ribu hektare lagi. “Perhutani kan juga mulai membuka lahannya untuk bisa dikelola masyarakat, ini yang kita maksimalkan,” terangnya. Pembukaan lahan oleh perhutani tersebut, lanjut Karyadi, juga membantu produktivitas kopi baik kuantitas maupun kualitas. Sebagai contohnya kopi arabika yang akan lebih bagus jika ditanam pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Seiring pembukaan lahan oleh perhutani tersebut, prioritas pengembangan kopi arabika ada di pegunungan Ijen, Bromo Tengger Semeru (BTS), dan lingkar Wilis dengan potensi lahan pengembangan seluas 16.605 hektare. Dikatakan Karyadi, kalau dirinya ingin sekali menggeliatkan perkopian di Jawa Timur. “Untuk itu kami terus menggenjot budidaya kopi arabika karena potensi pasar internasional sangat tinggi, tapi bukan berarti produksi robusta kita abaikan karena permintaan lokal kita masih robusta,” tandas dia. Karyadi mengaku, harga kopi arabika yang sudah dikemas harganya bisa tiga kali lipat dari harga kopi berjenis robusta. “Arabika Rp 75 ribu perkilo yang masih biji, yang roasting Rp 100 ribu lebih. Sementara robusta yang biji Rp 30 ribu, yang sudah roasting Rp 60-70 ribu,” pungkas dia.(why/lis)  

Sumber: