Gubernur Khofifah : Positivity Rate Jatim Sudah Sesuai WHO

Gubernur Khofifah : Positivity Rate Jatim Sudah Sesuai WHO

Surabaya, memorandum.co.di - Berdasarkan data assestmen situasi Covid-19 di laman website Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 6 September 2021, positivity rate mingguan di Jatim telah mencapai 4,68 persen. Capaian itu sudah sesuai standar pengendalian pandemi dari WHO yakni di bawah 5 persen. Positivity rate sendiri adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Dengan capaian ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersyukur dan berterimakasih atas kerja keras dan partisipasi semua pihak yang ikut mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim. "Alhamdulillah positivity rate Jatim telah mencapai titik 4,68 persen per tanggal 5 september 2021, WHO menentukan bahwa standart positivity rate untuk menunjukan testing memadai adalah dibawah 5 persen," ujar Gubernur Khofifah, Senin (6/9/21). Khofifah menjelaskan, capaian ini dipengaruhi oleh masifnya testing dan tracing yang lebih efektif. Dengan standar jumlah tes yang di tetapkan WHO yaitu 1:1.000 penduduk/minggu, Jatim seharusnya melakukan test 40.000/minggu. Sementara, minggu kemarin jumlah testing di Jatim telah mencapai 90.045. Yang artinya angka tes di Jatim sudah mencapai lebih dari 2 kali lipat standar WHO. "Idealnya testing minimal yang dilakukan di Jatim adalah kurang lebih sekitar 40.000 test tapi kita sudah berhasil mencapai lebih 2 kali lipat dari target tersebut," jelasnya. Selain itu, untuk pelacakan kasus atau tracing ratio Covid-19 di Jatim juga mengalami peningkatan yang signifikan dari yang sebelumnya 1,17 sekarang naik menjadi 11,75. Yang artinya kapasitas tracing di Jawa Timur naik 10 kali lipat. "Harapannya ke depan positivity rate yang semakin rendah ini dan testing rate maupun tracing ratio yang semakin tinggi bisa terus dipertahankan. Karena terbukti kombinasi ini sangat efektif menurunkan jumlah penyebaran Covid-19 di Jatim," harapnya. Khofifah menambahkan, bahwa kombinasi menurunnya positivity rate dan tingginya tracing ratio maupun testing rate sangat mempengaruhi penurunan keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim. Tambahan BOR di Jatim turun menjadi 22,48 persen. Disamping itu, tingkat kematian juga menurun dari 5,5/100 ribu penduduk per minggu menjadi 2,11/100 ribu penduduk. "Tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di Jatim ini juga sudah berada sangat jauh di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen," ujarnya. Khofifah meminta semua pihak dapat mempertahankan capaian ini baik positivity rate maupun posisi zonasi level daerah. Dan meminta seluruh elemen masyarakat diminta tidak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dimanapun berada. Sehingga, kedepan covid-19 makin terkendali dan terus melandai. "Saya mohon kepada semua pihak dan masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, mengikuti vaksinasi, tracing dan testingnya juga terus kita tingkatkan," tegasnya. (mg6)

Sumber: