Ditawari Adik Kekasih, Perempuan Lugu dari Desa

Ditawari Adik Kekasih, Perempuan Lugu dari Desa

Yuli Setyo Budi, Surabaya Yoko langsung bergerak. Bertanya ke sana-kemari mencari sosok perawan tingting yang mau dinikahi ayahnya. Tapi apa tanggapan mereka? Rata-rata menertawakan upaya Yoko. Sebagian dari orang-orang itu bahkan mengingatkan Yoko terhadap kemungkinan ayahnya dijadikan batu loncatan untuk jadi orang kaya mendadak (OKM). Kemungkinan ini diakui Yoko sama sekali tak pernah dipikirkan. Baru belakangan dia berhitung: andai yang dicurigakan orang-orang tadi benar, betapa nelangsanya dia dan ayahnya. Kekayaan yang dikumpulkan bertahun-tahun bisa ludes diambil alih orang lain. “Kemungkinan tersebut memang ada,” kata Udin, yang ditemui Memorandum usai taklim. Udin lantas bercerita tentang tetangganya, juga seorang duda tua kaya raya, yang menikah dengan gadis muda. Ternyata gadis itu hanya mengincar harta sang duda. Begitu lelaki tadi terserang stroke dan lumpuh total, perempuan tadi berselingkuh dengan lelaki lain. Perempuan muda tadi juga membaliknamakan semua aset milik si duda, sampai tidak ada lagi yang tersisa. Yang lebih memprihatinkan, ketika sang duda semakin lemah, dengan ringan perempuan muda tadi meninggalkannya. Sendirian. Tanpa cinta kasih pada saat butuh belaian sayang. Tanpa perhatian pada usia yang makin menua. Tanpa perawatan pada kondisi kesehatan yang semakin melemah. Hingga akhirnya jenazahnya ditemukan tetangga di kamar yang sempit. Cuma ada sisa-sisa makanan di atas meja dan berceceran di lantai—yang sudah busuk—dan sebagian lagi yang masih agak segar di dalam lemari pendingin. Itulah yang ditakutkan Yoko terjadi pada ayahnya. Jatuh ke pelukan perempuan yang salah. Pada zaman sekarang ini, sangat sulit membedakan antara rasa senang yang dilatarbelakangi cinta sejati dengan rasa senang yang dilatarbalakangi modus tertentu. Misal, menginginkan sesuatu di balik tujuan sesaatnya. Dengan berbagai pertimbangan Yoko akhirnya mengambil keputusan: mengajukan kekasihnya sendiri untuk dinikahi sang ayah. Tapi, sebelum itu Yoko akan minta persetujuan pacarnya, sebut saja Komaria, apakah bersedia. Sempat terjadi perdebatan antara Yoko dan Ria. Gadis berusia 30 tahun ini tidak bisa memenuhi permintaan sang pacar. Ria mengaku tidak mungkin bisa membagi cinta, apalagi dengan ayah kekasihnya sendiri. Hal itu dinilai Ria sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Hil yang mustahal. Aneh dan memang aneh, bukan aneh tapi nyata. Penjelasan Yoko tentang kekhawatirannya bila sang ayah jatuh ke pelukan wanita yang salah tidak bisa diterima Kokom, panggilan lain Komaria waktu kecil. Kokom bahkan menyatakan sanggup mencarikan perempuan yang baik dan benar untuk jodoh calon mertuanya. Perempuan itu adalah adik sepupu Kokom alias Ria sendiri. Namanya sebut saja Sarijem, gadis lugu dari desa yang masih berusia 25 tahun. (bersambung)  

Sumber: