Kegigihan Wanita Tuna Netra Jualan Kerupuk di Penjaringan Sari

Kegigihan Wanita Tuna Netra Jualan Kerupuk di Penjaringan Sari

Surabaya, Memorandum.co.id - Gigih dan tanpa mengharapkan belas kasih semua orang ada pada diri Sutini (65), penjual kerupuk di Penjaringan Sari II-D, Rungkut (belakang rumah pompa Medokan Ayu). Meski dalam kondisi kekurangan pengelihatan (tuna netra), wanita yang dilahirkan di Kaliasin Pompa ini sangat kuat dan tanpa malu duduk bersimpuh beralas plastik sambil tangannya terus wiridan. Selama berjualan kerupuk yang dibandrol Rp 5.000 per bungkus itu, ia hanya bisa mendengar berapa yang dibeli warga dan tinggal mengalikannya. Di sini kejujuran pembeli yang dipercaya Sutini, anak kedua dari tiga bersaudara dan sekarang hidup sebatang kara ini. Ia tidak pernah mempermasalahkan berapa pun yang diambil pembeli karena gunting diberikan langsung oleh Sutini. "Saya tidak tahu berapa yang dibeli. Saya hanya menerima uangnya saja," ujar Sutini saat ditemui Memorandum.co.id, Rabu (1/9/2021). Warga pun banyak yang berempati dengan wanita berjilbab ini. Tidak jarang, pengendara yang melintas di depan dagangan Sutini menghentikan motor atau mobilnya untuk memberikan rezeki. Apakah itu sekadar nasi bungkus untuk makan atau uang guna kebutuhan hidup sehari-harinya yang menumpang di rumah majikannya di kawasan Medokan. Sutini juga mengatakan, selama ini ia tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. "Tidak apa-apa tidak dapat bantuan dari pemerintah yang penting saya sehat dan alhamdulillah," jelasnya. Sutini pernah menanyakan hal itu kepada RT tetapi dijawab gantian. "Orang-orang dapat Rp 600 ribu. Seumur hidup saya tidak pernah dapat. Dapat alhamdulillah, gak dapat alhamdulillah, Gusti Allah sugih," ujarnya. Sutini menambahkan, dirinya juga pernah diberi alat penanak nasi elektrik oleh warga. "Magic com diberi orang," tambahnya. Ia pun menegaskan, meski ada kekurangan, dirinya masih tetap sehat dan diberikan pekerjaan. "Kerupuk yang saya jual ini semuanya fresh. Jam 03.00 dapat kiriman dari Kenjeran. Saya masih tetap berusaha dan meski tua tapi tetap semangat kerja. Mengemis tidak bagus karena dilarang Gusti Allah," pungkas Sutini. (fer)

Sumber: