PTM Diizinkan, Legislator Gerindra Desak Pemkot Surabaya Kosongkan Sekolah Berlabel Rumah Sehat

PTM Diizinkan, Legislator Gerindra Desak Pemkot Surabaya Kosongkan Sekolah Berlabel Rumah Sehat

Surabaya, memorandum.co.id - Seperti yang diketahui, program Rumah Sehat per kelurahan yang digagas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mayoritas menggunakan gedung sekolah SD/SMP sebagai ruang isolasi. Mengantisipasi pembelajaran tatap muka yang sudah berkenan di mulai, DPRD Surabaya mendesak pemkot untuk segera mengosongkan gedung sekolah yang berisikan bed pasien Covid-19. Pemkot diminta mencari alternatif lain sebagai rumah sehat. "Karena berdasarkan Inmendagri Nomor 35, Surabaya level 3 maka boleh dilakukan PTM sesuai SKB 4 Menteri yakni, 50 persen untuk jenjang SD dan SMP lalu maksimal 5 siswa perkelas untuk PAUD," jelas Wakil Ketua Komisi D Ajeng Wira Wati, Minggu (29/8/2021). Dikatakan legislator dari Fraksi Gerindra ini, tingkat BOR (bed occupancy rate) dan pasien aktif di Surabaya telah menurun. Sehingga urgensi rumah sehat sebagai ruang isolasi di setiap kelurahan harus segera dicarikan tempat alternatif lainnya. "Hal ini sudah pernah saya sarankan bahwa janganlah jadikan sekolah sebagai prioritas untuk tempat isolasi. Kan masih bisa memanfaatkan aset pemerintah yang lainnya," cetus Ajeng. "Saat ini, rumah sehat yang tersebar di 154 kelurahan memiliki daya tampung 2.346 pasien. Di antaranya yang difungsikan yakni, dua SMPN dan ratusan SDN. Kami minta ini segera dicarikan alternatifnya," imbuh Ajeng. Terkait pelaksanaan PTM, Ajeng menyebut hanya tinggal direalisasikan. Sebab pada akhir tahun lalu, banyak sekolah di Surabaya yang sudah merampungkan simulasi PTM. Sarana dan prasarana penunjang prokes bahkan telah dipersiapkan. "Seandainya tak terjadi lonjakan kasus Covid-19, bulan Juli kemarin, Kota Surabaya sejatinya sudah siap melaksanakan sekolah tatap muka terbatas. Untuk itu, sekolah tatap muka tinggal diwujudkan saja dengan simulasi yang sudah dipersiapkan masing-masing sekolah," paparnya. Sedangkan bagi sekolah yang belum siap, Ajeng mendorong pemkot untuk memfasilitasi sekolah tersebut. Hal ini agar PTM dapat dirasakan oleh seluruh siswa-siswi yang mengidam-idamkan belajar langsung di sekolah. Tidak kalah penting, Ajeng juga mendorong pemkot duduk bareng dan mengkaji bersama pakar epidemiologi terkait kesiapan PTM. Apabila akan dilakukan tatap muka terbatas, pihaknya menekankan protokol kesehatan tetap menjadi prioritas utama. "Bukan berarti jaminan sehat meskipun sudah divaksin. Dan paling utama adalah perlunya persetujuan dari orang tua siswa untuk mengikuti sekolah tatap muka. Saya harap segera ada keputusan baik dari pemkot. Percepatan PTM ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kita dari dampak pandemi Covid-19," tuntasnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Sekolah Menengah (Sekmen) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Tri Aji Nugroho mengatakan, bahwa pihaknya akan koordinasi dengan dinas kesehatan (dinkes) berkaitan dengan itu. “Sekiranya akan digunakan untuk PTM, terus apa dilakukan. Pasti itu dilakukan lebih dahulu, entah itu sterilisasi dan segala macam akan dilakukan dulu,” ujar Aji. Disinggung apakah masih ada perawatan di sekolah yang dipakai rumah sehat saat PTM nanti, Aji menambahkan bahwa hal tersebut pihaknya belum tahu model seperti apa yang akan dilakukan dinkes. “Infonya rumah sehat ditarik ke rumah sakit karena kosong. Atau mungkin hanya standby bed tetapi tidak ada penggunaannya. Tapi kalua dipakai sekolah, harusnya tidak digunakan di situ kalau PTM sudah jalan,” tegasnya. Lanjut Aji, jika logika awam harusnya tidak. “Kembali, nanti dari dinkes seperti apa mereka yang paham karakter Covid-19, kita akan koordinasi juga,” jelas Aji. Soal sterilisasi, lanjut Aji, pihak sekolah sudah melakukan penyemprotan dengan  disinfektan, apakah itu sudah cukup nanti pihaknya koordinasi dengan dinkes. “Menggunakan penyemprotan disinfektan apakah cukup. Kalau kita awam tahunnya disinfektan saja,” tambahnya. Untuk asesmen sendiri, tambah Aji, sudah mulai berjalan minggu ini. “InsyaAllah running lagi. Tahap 1, sekitar 200 sekolah mereka tinggal melakukan simulasi. Mei lalu, mau jalan meningkat akhirnya tidak lagi. Semoga melandai dan tidak ada halangan lagi,” pungkas Aji. Sedangkan Kabid Sekolah Dasar Disdik Kota Surabaya M Aries Hilmy juga masih akan kosultasi dengan pemkot. “Rumah sehat akan dikomunikasi dengan pemkot.  Karena kemarin pembentukan dari pemkot dan akan dikonsultasikan lebih lanjut,” jelas Aries. Soal steril di sekolahan, Aries menegaskan memang harus steril. “Tidak mungkin, di sekolah tersebut ada (rumah sehat). PTM otomatis difungsikan seperti sekolah. Detailnya seperti apa, masih mau melapor ke pak wali mengenai PTM dan tunggu arahan beliau. Besok baru rapat dengan mengundang Persaksmi, IDAI,” ujarnya. Lanjut Aries, untuk asesmen pada Mei lalu sudah melakukan terhadap 265 SD di Surabaya. “Ketika akan menggelar simulasi setelah Hari Raya kemarin, ternyata tren naik lalu kita tunda. Saat ini sedang tahap asesmen ada 295 SD,” pungkas Aries. (mg-3/fer)

Sumber: