Suami Bergaji di Bawah UMK (2-habis)
Dicari Duda Wangi Terre d’Hermes
Keluar ruang sidang, wajah Sitem berbinar. Lelaki lumayan ganteng yang cukup lama menunggu bareng Memorandum segera menyambut. Cipika-cipiki singkat. “Sukses, Om. Alhamdulillah. Hakim sudah nggedok perceraian kami,” kata Sitem sambil melepaskan diri pelukan lelaki tadi “Oh ya kenalkan. Ini Mas Tri (samaran, red), calon suami saya. Maaf tadi lupa memperkenalkan. Buru-buru,” tambah Sitem, tetap dengan nada ceria dan roman muka cerah. “Kami tadi sudah kenalan. Waktu kamu di dalam,” tutur Tri sambil melirik Memorandum. Ketika kami menunggu sidang Sitem tadi, Tri banyak bercerita tentang hubungan asmara mereka. Menurut Tri, Sitem bukanlah orang baru baginya. Mereka satu sekolah semasa SD dan SMP. Namun, kepindahan orang tua Tri ke Bandung memaksa mereka berpisah. “Sejak SMP kelas satu saya suka Sitem. Saya suka tawanya yang lepas. Sejak dulu begitu,” kata Tri. Lama tinggal di Bandung, Sitem dan Tri seolah putus kontak. Sebenarnya Tri berusaha menghubungi Sitem, tapi si tawa lepas ini seperti tak pernah merespos. “Bukannya nggak ngrespons, Om. Kami pindah rumah kontrakan, jadi surat-surat Mas Tri waktu itu nggak pernah sampai ke tangan. Iya kalau zaman now, ada WA dan sebagainya. Dulu satu-satunya sarana komunikasi jarak jauh ya surat. Hanya orang kaya yang punya telepon. Rumah aja ngontrak,” kata Sitem diiringi senyum. Senyum yang cerah dan ceria. Kepalanya menggelandot mesra di pundak Tri. Tangannya melingkar di pinggul lelaki yang tampak perlente abis ini. Baunya wangi Terre d’Hermes. Pembicaraan kami lanjutkan di warung pecelan wader dekat rel kereta api. Diakui Tri, suatu ketika ia bertugas dinas—Tri bekerja di sebuah BUMN—di Surabaya. Saat itulah lelaki setahun lebih tua dari Sitem ini mencari keberadaan Sitem di rumah lamanya. Dia diberi tahu para tetangga bahwa keluarga Sitem sudah lama pindah, yang ternyata tidak jauh dari rumah kontrakan sebelumnya. Keluarga Sitem memang sempat tiga kali pindah, tapi kepindahan keluarga ini hanya berkutat di satu RW yang sama. Jadi, tidak sulit mencarinya. “Saya sempat kecewa karena dengar Sitem hendak menikah (waktu itu memang hanya tiga hari menjelang perkawinan Sitem vs Kunam, red). Ketika itu kami tidak sempat bertemu muka. Aku hanya bertemu ibunya,” kenang Tri. Kembali memendam kekecewaan, Tri akhirnya balik ke Bandung. Harapan pria yang sudah dua tahun menduda ini untuk bertemu Sitem tak kesampaian. “Saya tak berusaha menghubungi Sitem karena dia sudah hendak menikah. Baru tiga atau empat tahun lalu, saya dihubungi Sitem,” aku Tri. Kabar bahwa Sitem tidak cocok dengan suaminya dan bakal minta cerai dianggap Tri sebagai peluang untuk dekat dengan perempuan ini. Maka, semua yang dibutuhkan Sitem sehubungan dengan gugatan cerainya dipenuhi Tri, termasuk mencarikan pengacara andal agar perceraian Sitem vs Kunam cepat tuntas-ras-tas-tas. (jos, habis)Sumber: