Menantu Keluarga Kaya (3)
Perkosa Keponakan Sendiri
Pada kesempatan itu Utami juga mengatakan bahwa beberapa hari ini suaminya pun tidak pernah pulang. HP-nya tidak dapat dihubungi. “Mereka mendengarkan aku, tapi sepertinya tidak peduli. Ya sudah,” kata Utami. Wajahnya datar-datar saja. Memorandum sempat menilai wanita ini kok santai-santai saja ya menghadapi persoalannya. Beberapa hari kemudian Utami mendengar kabar bahwa keponakannya sudah ditemukan. Lebih tepatnya: sudah pulang. Namun, sejak kepulangannya itu, si keponakan, sebut saja Lia, selalu mengurung diri di kamar. Lia juga tak pernah berhenti menangis. Tak mau makan, tak mau sekolah, bahkan tak mau mandi atau beraktivitas apa pun. Akhirnya, karena jengkel, Andik dan istrinya memaksa Lia mengaku ada apa. Kali ini disertai ancaman: kalau nggak ngaku akan diusir dari rumah. Apa pengakuan Lia? Sangat mengejutkan. “Aku sudah tidak suci lagi, Ma. Aku sudah rusak. Hancur,” katanya, seperti ditirukan Utami. Hati Andik dan istrinya seperti disambar petir. Hancur berantakan. Pengakuan selanjutnya jauh lebih menyakitkan: kehamilan itu akibat ulah sang paman, Danang! Kabar itu diperolah Utami dari Andik, yang suatu sore datang ke rumah dengan muka merah menyala. Andik mengobrak-abrik rumah Utami untuk mencari Danang sambil mengomel tiada henti. Andik berteriak-teriak akan membunuh Danang sambil keluar-masuk seluruh kamar. Setelah tak menemukan yang dicari, Andik duduk lunglai. Pertanyaan-pertanyaan Utami dijawab dengan nada tinggi dan asal-asalan. Dibarengi napas ngos-ngosan, Andik berkata bahwa Danang telah merusak masa depan anaknya. Keponakan sendiri. Dengan jalan memerkosa, lagi. Dan, itu tidak bisa dimaafkan. Andik bertekad bakal membawa kasus ini ke ranah hukum. “Aku sendiri tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Yang pasti, aku bakal mengajukan gugatan cerai,” kata Utami, yang tak menyangka Danang bakal berbuat nekat dan bejat seperti itu. Suatu tengah malam Danang sempat pulang, tapi hanya sebentar. Lantas pergi lagi. Utami sempat memergoki dan mencegah kabur. Tanpa diduda, Danang malah menampar dan mendorongnya keras. Sangat keras. Utami terjerembab di lantai. Walau begitu, dia sempat berteriak histeris mengapa Danang tega mengkhianatinya dan merusak kehortmatan keeponakan sendiri. Dia sempat melemparkan pot kecil yang diraih saat jatuh. Pot itu dilemparkan sekenanya ke arah wajah suami. Danang mengelak dan pot mengenai kaca jendela. Pyar. Pecah berantakan. Danang yang semula akan kabur melalui pintu malah memanfaatkan jendela yang bolong karena kecanya pecah. (jos, bersambung)Sumber: