Es Kriminal Ala Emak-emak Kampung Ketandan

Es Kriminal Ala Emak-emak Kampung Ketandan

Surabaya, memorandum.co.id - Emak-emak di Kampung Ketandan bergembira. Pasalnya, baru pertama ini sepuluh warga dari Kelurahan Genteng sukses membuat Es Kriminal (Es Krim Jamu Tradisional) yang berbahan dasar dari temulawak. Salah satu warga yang acap disapa Bu Nanik mengaku senang. Ide membuat es kriminal ini didapatkan dari mahasiswa Universitas Airlangga yang kebetulan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Ketandan, Surabaya. "Kami diberikan video tutorial secara daring melalui grup whatsapp. Kemudian sepuluh orang dari kami dibekali kit berisi bahan-bahan es kriminal. Akhirnya kami tertarik untuk mencoba. Alhamdulillah bisa," kata Bu Nanik, Jumat (20/8/2021). Nanik menyebut tidak sulit membuat es kriminal ini. Selain bahan yang mudah didapatkan, alat yang dibutuhkan untuk memproses hingga menjadi es krim pun tak muluk-muluk. "Bahannya temulawak, susu, creamer, maizena, dan gula. Alat cuma butuh panci, kompor sama mixer saja. Tapi prosesnya membutuhkan kesabaran," ungkapnya. Mula-mula, lanjut Nanik, seluruh bahan terlebih dahulu dicampurkan. Kemudian didihkan hingga mengental dan dibekukan. Setelahnya, es kriminal setengah jadi dihaluskan menggunakan mixer dengan menambahkan emulsifier agar mengembang. "Perlu kesabaran dalam mencampur es krimnya dengan emulsifier, sebab butuh waktu lama hingga benar-benar mengembang. Dan setelah jadi, es kriminalnya benar-benar enak bahkan anak-anak mengaku doyan sampai minta lagi," ulas Nanik. Sementara itu, Neva Safitri Salsabila dari Kelompok 162 KKN Unair selaku penanggung jawab program es kriminal tersebut mengungkapkan, idenya tercetus didasari dengan ketidaksukaan sebagian masyarakat, terutama anak-anak dengan rasa jamu yang pahit. "Aku ingin cari cara supaya masyarakat mau mencoba jamu. Aku pribadi suka jamu, apalagi kalo dingin jadi segar gitu. Jadi, tercetuslah ide es krim jamu ini. Dengan begitu, kemungkinan anak anak serta masyarakat jadi tertarik untuk mencicipi jamu yang dikemas menjadi es krim," tutur Neva. Temulawak sendiri merupakan salah satu toga yang bermanfaat sebagai antioksidan, anti-peradangan, hingga menjadi obat stress. Neva menambahkan, alasan kelompok mereka memilih temulawak. Menurut mereka, rasa temulawak akan lebih mudah diterima masyarakat yang tidak suka jamu. Harapannya, dengan temulawak pendekatan kepada masyarakatnya lebih mudah. "Resepnya ini aku lihat di youtube Lisvi Siti Sofiyah judulnya Es Krim Kunyit, tentunya dengan sedikit inovasi. Kami membuatnya dengan bahan temulawak, susu, creamer, maizena dan gula," ungkapnya. "Memang benar, butuh esabaran dalam mencampur es krimnya dengan emulsifier. Jika tidak benar-benar mengembang, es krim akan membentuk dua lapisan. Ada yang seperti es batu di bawah dan bentuk foam lembut pada lapisan atas," imbuhnya. Mahasiswa Fakultas Farmasi ini mengaku senang kelompoknya mendapatkan respon positif dari warga. Pembuatan es kriminal bersama juga membuahkan hasil yang baik, banyak warga yang suka akan rasa dari es krim temulawak tersebut. "Kami berharap, dengan proker ini warga dan anak anak di Kampung Ketandan dapat lebih menyukai dan mendapatkan manfaat dari jamu, dan ilmunya dapat terus digunakan jangka panjang, tidak berhenti pada KKN ini saja," pungkasnya. (mg3)

Sumber: