Derita Penjual Bambu di Keputih, Dulu Jadi Langganan Pelajar hingga Mahasiswa, Kini Sepi
Surabaya, memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 ini benar-benar dirasakan Ikhwan Rosyadi (66), pemilik galangan Bambu Jaya di Jalan Keputih Tegal Bakti Gang 3, Sukolilo. Usaha yang dirintis hampir 11 tahun terkena dampaknya. Dalam sehari, belum tentu ada pembeli. Padahal dulu sebelum pandemi, usaha bambu kiriman dari Madura ini menjadi langganan pelajar mulai dari SD hingga kuliahan. Namun, sekarang tugas para pelajar dengan bambu hilang dan tergantikan dengan belajar daring. "Dulu selalu ramai. Apalagi kalau ada tugas-tugas dari sekolah, mereka pasti membeli di sini," ujar Ikhwan saat ditemui Memorandum.co.id, Kamis (19/8/2021). Tidak hanya pelajar atau mahasiswa sekitar Surabaya Timur saja yang jadi pelanggannya, proyek di Kalimantan pun pernah beli juga di sini. "Saya sempat kirim ke pelabuhan," jelasnya. Tidak hanya itu, banyaknya pembangunan proyek yang berhenti juga berpengaruh terhadap usahanya. "Mereka kan biasanya menggunakan bambu untuk penyangga awal bangunan. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi pesanan. Bisa dikatakan ada usaha tapi seperti pengangguran. Bahkan, uang kontrakan pun tidak bisa kembalo," pungkas bapak enam anak ini. Hal sama juga dikatakan Hani (32), anak ketiga dari Ikhwan Rosyadi yang juga ikut menunggu usaha bersama anaknya ini Hani mengatakan, biasanya sebelum pandemi empat truk yang dipesan dari Madura dalam sebulan sudah habis. "Tapi sekarang, satu truk sampai tiga bulan saja belum laku," urainya. Kalau ditanya pendapatan, pastinya terjadi penurunan drastis. "70 persenan ada. Tapi rezeki sudah ada yang mengatur," jelasnya. Meski sekarang laku sedikit, itupun warga yang beli untuk mengisi kesibukan di rumah selama libur. "Untuk buat kandang ayam, kolam atau membuatkan tugas anak," tambah Hani. Untuk mempermudah warga demikian, orang tuanya memotongi bambu menjadi ukuran 80 cm dan diikat jadi satu bongkahan. "Isinya ada 50 batang dan harganya Rp 75 ribu. Kalau cocok ukurannya, praktis tinggal dipakai," pungkas Hani. (fer)
Sumber: