Wakil Ketua MPR RI dari Gresik Minta Santri Miliki Budaya Membaca
Gresik, memorandum.co.id - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengatakan, guru termasuk yang di pondok pesantren (ponpes) memiliki tugas mulia dan tidak gampang. Para guru diminta bisa menjadikan para santri cinta atau dekat dengan Alquran. Setiap hari, santri harus dibiasakan untuk membaca Alquran dan bersemangat untuk mencari ilmu. ”Senang untuk mencari ilmu itu basic-nya ya membaca. Anak-anak harus sering-sering diajak ke perpustakaan agar gemar membaca. Budaya membaca itu yang harus dikembangkan bagaimana anak-anak bergairah untuk membaca,” tutur Gus Jazil, sapaan akrabnya. Oleh karenanya, seorang guru dalam mendidik para santri harus serius serta melakukan dengan penuh keikhlasan. ”Guru dalam mengajar harus ikhlas. Kita para guru harus mendidik santri atau murid-murid kita layaknya kita mendidik anak kita sendiri,” tutur pria asli Bawean, Kabupaten Gresik itu. Hal itu disampaikan saat bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani melakukan audiensi dengan para guru Ponpes Modern Sunanul Muhtadin di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Sabtu (7/8/2021). Menurutnya, mendidik siswa bukan perkara mudah dan hasilnya pun tidak bisa langsung bisa dilihat dalam waktu singkat. Mendidik memerlukan proses jangka panjang. Misalnya, di ponpes yang didatanginya itu saat ini baru ada jenjang hingga tingkat SMP. Ke depan akan ditingkatkan hingga jenjang SMA sederajat. Ia mengingatkan pentingnya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sebab, saat ini metode pembelajaran dengan banyak memberikan semacam hukuman (punishment) seperti yang dulu sering diterapkan, tidak lagi sesuai. ”Santri usia SMP itu memang masih banyak waktu untuk bermain. Maka cara pembelajaran juga perlu dengan banyak menyuguhkan permainan. Belajar yang menyenangkan,” katanya. Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, bahwa di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pendidikan menjadi persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Sebab, sistem pembelajaran daring dinilai memang tidak cukup efektif. ”Tantangan kita luar biasa, apalagi di dunia pendidikan. Saya takut ketika menghadapi situasi ini generasi ke depan seperti apa. Saya khawatir akan mengalami generasi yang kosong karena kita belum terbiasa pendidikan daring,” katanya. Dijelaskan, saat ini yang masih menerapkan proses belajar tatap muka hanya di ponpes. Gus Bupati berpesan kepada para siswa dan guru yang melangsungkan pendidikan tatap muka agar tetap menjaga protokol kesehatan. ”Generasi muda harus terus berkarya dan bermanfaat,” pungkas mantan Ketua DPRD Gresik itu. (and/har/fer)
Sumber: