Pandemi Covid-19, PAD Baru Capai 35 Persen

Pandemi Covid-19, PAD Baru Capai 35 Persen

Surabaya, memorandum.co.id - Pendapatan asli daerah (PAD) yang dicapai Pemkot Surabaya selama pandemi Covid-19 hanya mencapai 35 persen dari total 100 persen. Namun, ditegaskan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bahwa selama ini potensi yang besar diperoleh Pemkot Surabaya dari hotel, apartemen, dan mal. “Kami tetap bergerak memfokuskan PBB (pajak bumi dan bangunan). Jadi kami berusaha semaksimal mungkin bagaimana PAD kita bisa mencapai target,” ujar Cak Eri, sapaan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai mendampingi Forkopimda Jatim meninjau vaksinasi massal di Lapangan Thor, Kamis (29/7). Tambah Cak Eri, dengan PAD yang baru mencapai 35 persen, banyak pekerjaan proyek yang tidak dikerjakan. “Karena ketika sudah melaksanakan harus membayar. Kami pending dulu menunggu PAD,” jelasnya. Lanjutnya, strategi bahwa PAD masuk untuk proyek. “Karena pendapatan itu ada yang asli dan bagi hasil dari pemerintah pusat. Sepeti BPKB mobil dan motor masuknya tidak sesuai rencana, dan kami sadar kondisi keuangan terdampak dan tidak boleh menyalahkan satu sama lain tapi yang ada nikmati dan jalankan,” tambahnya. Untuk anggaran Covid-19, lanjut Cak Eri, sudah mencapai ratusan miliar.“Surabaya ini ada penggunaan APBD dan Surabaya Memanggil. Kalau dari APBD sekitar Rp 400 miliar tapi kalau non APBD jika digabungkan sudah tembus Rp 800 miliar. Contoh PDAM sudah 10 mobil, oksigen konstrator, ada lagi beras puluhan sak. Kalau semua ditotal banyak ada lagi bantuan sekitar 600-700 tapi ini belum sampai akhir tahun kan. Kalau di tahun-tahun sebelumnya sampai triliunan,” jelasnya. Tapi bantuan untuk membeli alat dan semua dilaporkan terus kepada DPRD. “Penggunaan APBD kami, alhamdulilah pelaksanaannya didampingi kejaksaan dan kepilisian. Karena seperti arahan Jaksa Agung tiap pengguna APBD didampingi oleh kejaksaan. Kejaksn melihat dan BPKP melihat benar, baru ditandatangani,” jelasnya. Diakui Cak Eri, anggaran paling besar yaitu permakanan. Karena orang sakit satu, keluarganya lima di rumah maka lima orang ini ditanggung permakanannya selama empat hari. “Selain permakanan, pembayaran insentifnya nakes sudah Rp 90 miliar lebih, obat yang awal-awal dan sekarang mendapatkan bantuan, swab antigen yang kita lakukan, dan pembelian untuk oksigen-oksigen,” pungkas Cak Eri. (fer)

Sumber: