Kuota BST Surabaya Turun 35%, Pemkot Diminta Cari Solusi Bagi Warga yang Tak Kebagian

Kuota BST Surabaya Turun 35%, Pemkot Diminta Cari Solusi Bagi Warga yang Tak Kebagian

Surabaya, memorandum.co.id - Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengungkapkan, kuota keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial tunai (BST) untuk bulan Mei-Juni di Surabaya mengalami penurunan 35 persen. Hal ini berdasarkan data realisasi BST pada Februari 2021, total ada 268.194 KPM di Surabaya. Namun realisasi pada Juli 2021 ini, alokasi BST se-Surabaya turun drastis menjadi 172.872 KPM. "Misalnya di Kelurahan Putat Jaya saja, tahun lalu ada 7000 KPM penerima BST, saat ini tersisa 4200 KPM. Pengurangan 2800 KPM ini angka yang tinggi dan menjadi pertanyaan dari beberapa pengurus RT/RW maupun warga setempat," tutur Reni saat meninjau pembagian BST di wilayah Putat Jaya, Kamis (29/7/2021). Padahal menurutnya, ada banyak warga yang tercatat sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) namun tidak terdaftar sebagai penerima BST. Bahkan pengurangan kuota BST ini hampir ditemukan di setiap kelurahan. Reni lantas mendorong pemkot dalam hal ini Dinas Sosial Surabaya agar memastikan nasib warga MBR yang tahun lalu mendapat bantuan, akan tetapi sekarang tidak terdaftar sebagai penerima manfaat. "Semoga MBR yang tidak menerima BST, akan dapat bantuan sebagai penerima PKH atau BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) dari Kemensos," harap Reni. Jika dari ketiga skema bantuan kemensos tersebut warga MBR tidak mendapat bantuan apapun, maka pihaknya mendesak harus ada solusi. Reni meminta pemkot segera menyiapkan skema bantuan lain sambil mengusulkan ke kemensos agar semua yang masuk data MBR juga masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) sebagai penerima bantuan. "Kelurahan dan Dinas Sosial sudah ada datanya, jadi tinggal segera dicarikan solusi," ucapnya. Seusai mengunjungi lokasi penyaluran BST. Reni kemudian berkunjung ke kediaman sejumlah warga MBR yang dilaporkan tahun lalu menerima bantuan tetapi tahun ini bukan sebagai penerima BST. Saat blusukan ke rumah warga, Reni menyaksikan langsung kondisi warga MBR yang ekonominya tidak mampu dengan beragam situasi. Mulai dari janda yang berdagang jajanan ringan, hingga ada seorang ibu yang menderita stroke sementara anaknya yatim tengah kuliah sambil usaha mikro membantu ekonomi keluarganya. "Di saat pandemi berkepanjangan seperti ini, warga MBR yang kondisinya susah harus ada solusi bantuan dari pemerintah kota," tegas politisi dari Fraksi PKS ini. (mg3)

Sumber: