Warga Binaan Lapas Jember Ramaikan JFC 2019

Warga Binaan Lapas Jember Ramaikan  JFC 2019

JEMBER - Gelaran Jember Fashion Carnaval (JFC)  yang dimulai 31 Juli hingga 4 Agustus, menjadi magnet bagi semua kalangan. Tak terkecuali warga binaan lapas kelas II A Jember.

Sudah kali ke empat Lapas Jember turut serta dalam ajang JFC. Kali ini menurunkan tiga warga binaan yakni Ismail  yang tengah  menjalani vonis Pengadilan Negeri Jember, pidana 8 tahun ini memakai kostum Zulu Afrika Selatan

Anton Slamet (32) yang bulan pertengahan September pembebasan bersyarat, memakai kostum  Zulu Afrika Selatan. Dan  DPH (38) yang  bebas Agustus tahun 2020,  berkostum  Polynesia. Tak ketinggalan  tim perias  dari warga binaan lapas Jember, Nuril Akbar yang  pada Desember 2019 bebas.

Kalapas kelas II A Jember Sarju Wibowo menerangkan, untuk persiapan mengikuti JFC ini melibatkan perguruan tinggi di Jember selama 5 bulan.

"Untuk menentukan tiga warga binaan yang ikut,  lebih dulu melalui pemilihan berupa  peragaan melenggak lenggok dan karakter yang cocok dengan Costum digunakan,"kata dia.

Selain itu juga harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum Dan Ham RI, yang harus memunuhi syarat administrasi terlebih dulu.

Sementara Kepala Divisi Lembaga Pemasyarakatan (Kadivpas) Jawa Timur Pargiyono mengatakan, keikutsertaan tiga warga binaan  merupakan satu-satunya di Indonesia. "Sungguh sebuah kebanggaan dan prestasi  lapas Jember, dan keluarga besar Kementerian Hukum dan HAM khususnya Jawa Timur bisa ambil bagian dalam event JFC yang telah dikenal dunia,"terang Pargiyono.

Lanjut Kadivpas Jawa Timur, Even ini tidak hanya dikenal secara regional bahkan bisa mengharumkan nama dunia pariwisata internasional khususnya Kabupaten Jember.

Sebuah kesempatan terbaik bahwa dipidana ternyata tidak hanya mendekam di dalam lembaga pemasyarakatan tapi juga bisa ikut partisipasinya secara positif seperti ini, bisa memotivasi pada lembaga pemasyarakatan lain bisa menunjukkan eksistensinya dimuka umum.

Bagaimana pun mengeluarkan seorang warga binaan keluar untuk mengikuti suatu kegiatan tentunya bukan tanpa resiko. Ini  harus dilalui proses dan protap  yang sudah ditetapkan, secara regulasi yang sah tidak ada pelanggaran aturan maupun penyalahgunaan. Sehingga yang dikeluarkan itu nanti tidak terjadi masalah dan bisa membuktikan bahwa ketika mendapat kesempatan itu mampu berkarya.

Anton Slamet (32), warga binaan, mengatakan,  mengatakan event kali pertama yang telah diikuti  sungguh sangat bangga karena bisa bergabung dalam even JFC.

"Sebuah kebanggaan tersendiri dan senang bisa mewakili Lapas Jember, meski persiapan tidak lebih dari satu bulan, lolos dan terpilih mewakili teman-teman yang cocok dengan karakter menggunakan kostum Zulu dan Polynesia,"terang Anton Slamet yang lima belas hari lagi bebas bersyarat. (edy/udi)

Sumber: